Kisah Islami


Usia kelahiran 80-an pasti akan sangat merindukan akan kisah2 yang diceritakan oleh guru agama kerika masih duduk di bangku sekolah dasar (SD). Tak heran kisah - kisah itu akan masih teringat dan membekas diingatan ketika sudah menginjak usia 20-an hingga sekarang. Apalagi kisah-kisah yang diceritakan seputar kisah islamiyah klasik. Berikut adalah kisah – kisah Islami yang sengaja saya rangkum dari berbagai sumber referensi.  Kisah – kisah ini berjumlah 77 buah kisah abadi dan layak dijadikan bacaan ringan dan diambil hikmah daripadanya. Tulisan ini juga baik untuk diceritakan untuk si buah hati bagi orang tua dan diambil manfaatnya untuk menjalani kehidupan anaknya kelak. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk kita semua.
Berikut Isi dari pada kisah-kisah Islami yang terdapat dalam halaman ini:

Conten:
  1. Qarun
  2. Penyebutan qarun dalam quran
  3. Malaikat Yang Menjelma
  4. Hari Sabtunya Orang Yahudi
  5. Khalifah Gila?
  6. kisah sesendok madu
  7. Kisah harut dan marut
  8. Isra bersama rasulullah saw ke langit yang paling tinggi
  9. Ikrimah bin Abu Jahal (sahabat nabi)
  10. Allah sebagai saksi dan penjamin
  11. Wa’ilah  isteri  Nabi  Luth  mati  dalam  kesesatan
  12. Ibrahim  dan  Ismail  meninggikan  Baitullah
  13. Sepotong roti penebus dosa
  14. Ketabahan budak zunairah
  15. Ummu sulaim perisai rasulullah
  16. Sedekah
  17. Ahli Surga
  18. Para malaikat menolong nabi dan sahabatnya dalam perang al-Ahzab
  19. Sesungguhnya Agama Di Sisi Allah Adalah Islam
  20. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya
  21. Tsa’labah bin Abdurrahman RA.
  22. Tobatnya Abu Hurairah RA.
  23. Panglima romawi yang bertaubat
  24. Tukang fitnah dan seorang gadis
  25. Gara-gara seekor ular
  26. Meninggalkan khianat, mendapat rahmat
  27. Kisah Nabi Musa dengan seorang pezina
  28. Ukhuwah
  29. Dengki
  30. Kesejahteraan hidup boleh dicari, Asalkan…
  31. Keyakinan dan prasangka baik
  32. Sikap wara’ menguntungkan
  33. Kita ini pengikut siapa?
  34. Doa untuk si mayit
  35. Siapa yang lebih parah?
  36. Membuka pintu surga
  37. Taubatnya kaum Nabi Musa as.
  38. Nabi Sulaiman dan semut
  39. Terkena api di kuburan
  40. Amal buruk
  41. Azab kaum nasrani
  42. Hidangan
  43. Orang beriman
  44. Taubatnya al-Qass
  45. Keutamaan Al-Fatihah
  46. Jamil Butsainah
  47. Banyaklah berzikir
  48. Paku di tiang
  49. Andaikata lebih panjang lagi
  50. Kisah Tsabit Bin Ibrahim
  51. Sang Sufi
  52. Kisah pohon apel
  53. Janda jelata
  54. Wanita jelata
  55. Al-qamah dibakar Rasul
  56. Pemuda & ayahnya yang berubah menjadi himar
  57. Kezaliman Syadad Bin ‘Aad
  58. Bersama seorang pemuda penggali kubur
  59. Penduduk surga
  60. Tangisan Isam Bin Yusuf
  61. Dialog Imam Abu Hanifah
  62. Umar Bin Khattab
  63. Mentaati perintah dan meyakini rahmat
  64. Makan saja dulu itu semua
  65. Pahitnya obat
  66. Nilai persahabatan
  67. Kisah abu yazid sang raja para mistik
  68. Masa remaja
  69. Mi’raj
  70. Perang tanding antara abu yazid dan yahya bin mu’adz
  71. Abu yazid dan seorang muridnya
  72. Raja para mistik
  73. Masa Akhir
  74. Doa mustajab
  75. Luqman
  76. Tariq bin Ziyad : Mengukir karang dengan namanya
  77. Bibit (sumber) dari segala sesuatu

1. KISAH QARUN

Qarun adalah kaum Nabi Musa, berkebangsaan Israel, dan bukan berasal dari suku Qibthi (Gypsy, bangsa Mesir). Allah mengutus Musa kepadanya seperti diutusnya Musa kepada Fir’aun dan Haman. Allah telah mengaruniai Qarun harta yang sangat banyak dan perbendaharaan yang melimpah ruah yang banyak memenuhi lemari simpanan. Perbendaharaan harta dan lemari-lemari ini sangat berat untuk diangkat karena beratnya isi kekayaan Qarun. Walaupun diangkat oleh beberapa orang lelaki kuat dan kekar pun, mereka masih kewalahan.
Qarun mempergunakan harta ini dalam kesesatan, kezaliman dan permusuhan serta membuatnya sombong. Hal ini merupakan musibah dan bencana bagi kaum kafir dan lemah di kalangan Bani Israil. Dalam memandang Qarun dan harta kekayaannya, Bani Israil terbagi atas dua kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok orang yang beriman kepada Allah dan lebih mengutamakan apa yang ada di sisi-Nya. Karena itu mereka tidak terpedaya oleh harta Qarun dan tidak berangan-angan ingin memilikinya. Bahkan mereka memprotes kesombongan, kesesatan dan kerusakannya serta berharap agar ia menafkahkan hartanya di jalan Allah dan memberikan kontribusi kepada hamba-hamba Allah yang lain. Adapun kelompok kedua adalah yang terpukau dan tertipu oleh harta Qarun karena mereka telah kehilangan tolok ukur nilai, landasan dan fondasi yang dapat digunakan untuk menilai Qarun dan hartanya. Mereka menganggap bahwa kekayaan Qarun merupakan bukti keridhaan dan kecintaan Allah kepadanya. Maka mereka berangan-angan ingin bernasib seperti itu.
Qarun mabuk dan terlena oleh melimpahnya darta dan kekayaan. Semua itu membuatnya buta dari kebenaran dan tuli dari nasihat-nasihat orang mukmin. Ketika mereka meminta Qarun untuk bersyukur kepada Allah atas segala nikmat harta kekayaan dan memintanya untuk memanfaatkan hartanya dalam hal yang bermanfaat, kabaikan dan hal yang halal karena semua itu adalah harta Allah, ia justru menolak seraya mengatakan “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku”
Suatu hari, keluarlah ia kepada kaumnya dengan kemegahan dan rasa bangga, sombong dan congkaknya. Maka hancurlah hati orang fakir dan silaulah penglihatan mereka seraya berkata, “Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa diberikan kepada Qarun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar. “Akan tetapi orang-orang mukmin yang dianugerahi ilmu menasihati orang-orang yang tertipu seraya berkata, “Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh….”
Berlakulah sunnatullah atasnya dan murka Allah menimpanya. Hartanya menyebabkan Allah murka, menyebabkan dia hancur, dan datangnya siksa Allah. Maka Allah membenamkan harta dan rumahnya kedalam bumi, kemudian terbelah dan mengangalah bumi, maka tenggelamlah ia beserta harta yang dimilikinya dengan disaksikan oleh orang-orang Bani Israil. Tidak seorangpun yang dapat menolong dan menahannya dari bencana itu, tidak bermanfaat harta kekayaan dan perbendaharannya.
Tatkala Bani Israil melihat bencana yang menimpa Qarun dan hartanya, bertambahlah keimanan orang-orang yang beriman dan sabar. Adapaun mereka yang telah tertipu dan pernah berangan-angan seperti Qarun, akhirnya mengetahui hakikat yang sebenarnya dan terbukalah tabir, lalu mereka memuji Allah karena tidak mengalami nasib seperti Qarun. Mereka berkata, “Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezeki bagi siapa saja yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah).”

2. PENYEBUTAN QARUN DALAM QURAN
Nama Qarun diulang sebanyak empat kali dalam Al-Quran, dua kali dalam surah al-Qashash, satu kali dalam surah al-'Ankabut, dan satu kali dalam surah al-Mu’min. Penyebutan dalam surah al-'Ankabut pada pembahasan singkat tentang pendustaan oleh tiga orang oknum thagut, yaitu Qarun, Fir’aun, dan Haman, lalu Allah menghancurkan mereka.
“Dan (juga) Qarun, Fir’aun dan Haman. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka Musa dengan (membawa bukti-bukti) keterangan-keterangan yang nyata. Akan tetapi, mereka berlaku sombong di (muka) bumi, dan tiadalah mereka orang-orang yang luput (dari kehancuran itu).Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka diantara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu, kerikil dan diantara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan diantara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan diantara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.” (al-‘Ankabut: 39-40)
Penyebutan dalam surah al-Mu’min (Ghafir) pada kisah pengutusan Musa a.s. kepada tiga orang thagut yang mendustakannya. “Dan sesungguhnya telah Kami utus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami dan keterangan yang nyata, kepada Fir’aun, Haman, dan Qarun, maka mereka berkata, ‘(Ia) adalah seorang ahli sihir yang pendusta.” (al-Mu’min:23-24)


MALAIKAT YANG MENJELMA

“(Ingatlah), ketika malaikat berkata, ‘Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putra yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya al-Masih Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang  yang didekatkan (kepada Allah), dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian danketika sudah dewasa dan dia termasuk diantara orang-orang yang saleh.” (Ali-Imran: 45-46)
Pada saat itu, malaikat Jibril a.s. mengubah bentuknya menjadi manusia yang sangat sempurna, karenanya (Maryam) tidak dapat melihat Jibril a.s. dalam bentuk aslinya. Allah berfirman, “Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalamAl-Qur’an, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempatdi sebelah timur. Maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka.Lalu Kami utus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.” (Maryam: 16-17)
Ketika Maryam melihat seorang pemuda yang sangat tampan (penjelmaan malaikat Jibril a.s.) di hadapannya, menembus tabir yang dibuatnya, ia mengira bahwa pemuda tampan itu ingin berbuat jahat kepadanya. Sementara, dia adalah seorang wanita bersih dan suci yang ditumbuhkan Allah SWT dengan pertumbuhanyang baik. Maka ia segera berlindung kepada Allah SWT, “Sesungguhnya aku berlindung daripadamu kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa.” “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci,” ujar Jibril a.s. “Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina?,” jawab Maryam tegas. “Demikianlah Tuhanmu berfirman, ‘Hal itu adalah mudah bagi-Ku dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami. Dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan,’ jawab Jibril a.s.menjelaskan (Maryam: 18-21)
Kadang-kadang para malaikat mengubah bentuk sebagai orang biasa dan menemui sebagian manusia, guna memberikan kabar yang menggembirakannya dan melapangkan dadanya atas perbuatan dan tingkah lakunya yang baik serta karakteristiknya yang mulia.
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahih-nya dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw bersabda :
“Ada seorang lelaki yang ingin mengunjungi saudaranya di sebuah desa. Di dalam perjalanannya Allah SWT mengutus seorang malaikat untuk mengawasinya. Ketika lelaki itu sampai padanya, malaikat itu berkata, “Kemanakah engkau akan pergi?’ Lelaki itu menjawab, ‘Aku ingin mengunjungi saudaraku di desa ini.’ Malaikat itu bertanya lagi, ‘Apakah engkau punya kepentingan dari kenikmatan di desa ini?’ Lelaki itu menjawab, ‘Tidak, hanya saja aku mencintainya karena Allah. ‘Kemudian malaikat itu berkata, ‘Sesungguhnya aku adalah utusan Allah SWT yang diutus kepadamu, bahwa Allah juga mencintaimu sebagaimana kamu mencintai-Nya.”
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah r.a.. Iamendengar Rasulullah bersabda,
“Ada tiga orang dari kalangan Bani Israel, yang pertama menderita kusta, kedua berkepala botak, dan ketiga matanya buta. Allah SWT ingin menguji mereka dengan mengutus salah seorang malaikat. Lalu malaikat itu (yang sudah mengubah bentuk menjadi manusia) mendatangi seorang yang menderita kusta itu sembari bertanya, ‘Apakah gerangan yang engkau sukai?’ Orang itu menjawab, ‘Warna yang bagus, kulit yang mulus, dan sembuhnya penyakit yang membuat semua orang merasa jijik padaku.’ Kemudian malaikat itu mengusapnya hingga penyakit yang membuat orang jijik padanya lenyap, serta memberinya warna yang bagus dan kulit yang mulus. Setelah itu  malaikat bertanya lagi, ‘Harta apakah yang engkau inginkan?’ Orang itu menjawab, ‘Seekor unta.’ Lalu malaikat itu memberikan seekor unta betina yang sedang hamil tua seraya berkata, “Semoga Allah SWT, menganugerahkan berkah-Nya padamu dengan unta ini.’
Kemudian malaikat itu mendatangi orang yang berkepala botak sambil bertanya, ‘Apakah gerangan yang engkau sukai?’ Lelaki itu menjawab, ‘Rambut yang bagus dan kesembuhan dari penyakit yang membuat orang jijik padaku.’ Malaikat itu mengusapnya kemudian berlalu setelah memberinya rambut yang bagus. Lebih lanjut malaikat itu bertanya, ‘Harta apakah yang engkau inginkan?’ Lelakiitu menjawab, ‘Seekor sapi.’ Malaikat itu memberinya seekor sapi yang sedang bunting seraya berujar, ‘Semoga Allah menganugerahkan berkah-Nya kepadamu dengan seekor sapi ini.’
Setelah itu malaikat tersebut mendatangi orang yang buta dan berkata, ‘Apakah gerangan yang sangat engkau inginkan?’ Lelaki buta menjawab, ‘Allah SWT mengembalikan penglihatanku hingga aku bisa melihat manusia.’ Malaikat itu mengusapnya dan kembalilah penglihatannya. Selanjutnya malaikat itu berkata, “Harta apakah yang engkau inginkan?’ Lelaki itu menjawab, ‘Seekor kambing.’ Malaikat itu mengabulkannya dengan memberikan seekor kambing yang sedang bunting. Hewan yang ini melahirkan dan yang ini melahirkan. Akhirnya, orang ini memiliki lahan peternakan unta, orang ini memiliki lahan peternakan sapi dan orang ini memiliki lahan peternakan kambing.
Setelah itu malaikat mendatangi orang yang pernah menderita penyakit kusta dengan menyamar sebagai orang tua yang menderita kusta seraya berkata, ‘Seorang lelaki miskin yang hidup sebatang kara dalam perjalanan hidupnya. Hari ini ia tidak bisa memohon kepada siapa pun kecuali Allah SWT kemudian kepadamu. Aku meminta kepadamu apa-apa yang telah dianugerahkan (Allah SWT) kepadamu, warna yang bagus, kulit yang mulus, dan harta yang berupa unta untuk kelangsungan hidupku.’ Lelaki itu berkata, ‘Banyak sekali hak-hak yang kau minta.’ Malaikat itu berkata, ‘Sepertinya aku mengenalmu. Bukankah engkau dulu juga seorang penderita kusta yang dikucilkan masyarakat. Saat itu engkau sangat miskin dan kemudian Allah SWT menganugerahkan kekayaan padamu?’ ‘Harta ini kuwarisi secara turun temurun,’ ujar lelaki itu dengan sombong. ‘Jika engkau berbohong, maka Allah SWT mengembalikanmu seperti keadaan semula….”
Beliau melanjutkan, “Lalu malaikat itu mendatangi orang yang pernah menderita kebotakan dangan menyamar sebagai seorang  lelaki botak seperti dirinya. Ia mengatakan seperti apa yang dikatakannya kepada lelaki yang menderita kusta di atas. Dan diapun menjawab seperti apa yang dijawab oleh rekannya. Kemudian malaikat berkata, ‘Jika engkau berbohong, maka Allah SWTakan mengembalikanmu pada keadaanmu semula…’”
Beliau bersabda, “Setelah itu ia mendatangi orang yang pernah kehilangan penglihatannya dengan menyamar sebagai lelaki tua buta dan berkata, ‘Seorang lelaki miskin dan Ibnu Sabil. Dalam perjalanan hidupku aku tidak lagi memiliki siapa-siapa dan tidak memiliki apa-apa. Hari ini tidak ada seorangpun yang kuminta, kecuali Allah SWT kemudian kepadamu. Aku meminta atas nama yang mengembalikan penglihatanmu, seekor kambing guna kelangsungan hidupku. Lelaki itu berkata, ‘Aku pernah mengalami kebutaan, lalu Allah SWT mengembalikan penglihatanku seperti sedia kala. Ambilah sesukamu dan tinggalkan sesukamu. Demi Allah, hari ini aku tidak akan mempersulit segala sesuatu yang ingin kau ambil, demi Allah. (Yakni aku tidak akan mempersulitmu dengan menolak sesuatu yang ingin kau minta dan kau ambil). ‘Lalu malaikat itu berkata, “Peliharalah apa-apa yang kau miliki. Sesungguhnya kalian telah diuji. Sesungguhnya Allah SWT meridhaimu dan memurkai kedua rekanmu.”...... dst.
Untuk file lengkapnya bisa di unduh disini.


Related Posts:

Bacaan Tahlil



        Bacaan-bacaan tahlil untuk daerah satu dengan daerah yang lain ada sedikit perbedaan redaksi. namun demikian perbedaan tersebut tidaklah begitu prinsip. Bacaan di bawah merupakan ini merupakan standar umum bacaan tahlil dikalangan masyarakat umum khususnya warga Nahdhiyyiin.
Sekedar catatan: Surat Al-Ikhlas dibaca 3x. Sedang surat Al Falaq dan An Nas masing-masing dibaca sekali. Anda bisa mendownload bacaan tahlil berikut di akhir bacaan.

Teks Bacaan Tahlil

1. Wasilah:
1.    إلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ الْمُصْطَفَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ (اَلْفَاتِحَة...(
ثُمَّ إلَى حَضْرَةِ إِخْوَانِهِ مِنَ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَاْلأَوْلِيَاءِ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَاْلعُلَمَاءِ وَاْلـمُصَنِّفِيْنَ وَجَمِيْعِ اْلمـَلاَئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ خُصُوْصًا سَيِّدنَا شَيْخِ عَبْدِ اْلقَادِرِ الجَيْلاَنِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ (اَلْفَاتِحَة...(
ثُمَّ إلَى جَمِيْعِ أَهْلِ اْلقُبُوْرِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ مِنْ مَشَارِقِ اْلاَرْضِ إلَى مَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا خُصُوْصًا أبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَأَجْدَادَنَا وَجَدَّاتِنَا وَمَشَايِخَنَا وَمَشَايِخَ مَشَايِخِنَا وَلِمَنِ اجْتَمَعْنَا هَهُنَا بِسَبَبِهِ وَخُصُوْصًا إِلى اَرْوَاحِ (orang yang kita beri hadiah doa)
2. Surat Al-Ihklas:
2.    بـــِــــسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ * اللَّهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَد * وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَد
لاَ إِلهَ إِلَّا اللهُ اَللهُ أَكْبَرْ
3. Surat Al-Falaq:
3.    بــــــِـسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ * مِن شَرِّ مَا خَلَقَ * وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ * وَمِن شَرِّ النَّفَّـثاتِ فِى الْعُقَدِ * وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
لاَ إِلهَ إِلَّا اللهُ اَللهُ أَكْبَرْ
4. Surat Al-Naas:
4.    بــِـــــسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ * مَلِكِ النَّاسِ * إِلَهِ النَّاسِ * مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ * الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ * مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
لاَ إِلهَ إِلَّا اللهُ اَللهُ أَكْبَرْ
5. Surat Al-Faatihah:
5.    بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ * الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ * مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ * إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ * اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ * صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّين. أمِينْ
6. Surat Al-Baqarah ayat 1-5:
6.    بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. الم. ذلِكَ اْلكِتَابُ لاَرَيْبَ فِيْهِ هُدًى لِلْمُتَّقِيْنَ. اَلَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلاَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُوْنَ. وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالْاخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَ. اُولئِكَ عَلَى هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ وَاُولئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ.
7. Ayat Kursi:
7.    وَإِلـٰهُكُمْ إِلٰهُ وَاحِدٌ لاَإِلٰهَ إِلاَّ هُوَ الرَّحْمٰنُ الرَّحِيْمُ اللهُ لاَ إِلَهَ اِلاَّ هُوَ اْلحَيُّ الْقَيُّوْمُ لاَتَأْخُذُه سِنَةٌ وَلاَنَوْمٌ. لَهُ مَافِى السَّمَاوَاتِ وَمَافِى اْلأَرْضِ مَنْ ذَالَّذِى يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَابَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلاَيُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَلاَ يَؤدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ.
 8. Surat Al-Baqarah ayat 284-286:
8.    لِلّٰهِ مَافِى السَّمَاوَاتِ وَمَا في اْلأَرْضِ وَإِنْ تُبْدُوْا مَافِى أَنْفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوْهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللهِ فَيُغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ. وَاللهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. امَنَ الرَّسُوْلُ بِمَا أُنْزِلَ اِلَيْهِ مِنْ رَبَّهِ وَالْمُؤْمِنُوْنَ. كُلٌّ امَنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لاَنُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوْا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ. لاَيُكَلِّفُ نَفْسًا إِلاَّ وُسْعَهَا لَهَا مَاكَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَااكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لاَتُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِيْنَ أَوْ أَخْطَعْنَا رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَالاَطَاقَةَ لَنَا بِهِ ، وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.
9.    بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، إِرْحَمْنَا يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ (( 7 x
9. Surat Huud ayat 73:
10.   وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الْبَيْتِ إِنَّهُ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
10. Surat Al-Ahzab ayat 33:
11.   إِنَّمَا يُرِيْدُ اللهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيْرًا.
12.   إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِي يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ أمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمَا.
13.   أَللّٰهُمَّ صَلِّ أَفْضَلَ الصَّلاَةِ عَلَى أَسْعَدِ مَخْلُوْقَاتِكَ نُوْرِ الْهُدَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدْ. عَدَدَ مَعْلُوْمَاتِكَ وَمِدَادَ كَلِمَاتِكَ كُلَّمَا ذَكَرَكَ الذَّاكِرُوْنَ. وَغَفَلَ عَنْ ذِكْرِكَ الْغَافِلُوْنَ.
أَللّٰهُمَّ صَلِّ أَفْضَلَ الصَّلاَةِ عَلَى أَسْعَدِ مَخْلُوْقَاتِكَ شَمْسِ الضُّحَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدْعَدَدَ مَعْلُوْمَاتِكَ وَمِدَادَ كَلِمَاتِكَ كُلَّمَا ذَكَرَكَ الذَّاكِرُوْنَ. وَغَفَلَ عَنْ ذِكْرِكَ الْغَافِلُوْنَ
أَللّهُمَّ صَلِّ أَفْضَلَ الصَّلاَةِ عَلَى أَسْعَدِ مَخْلُوْقَاتِكَ بَدْرِ الدُّجٰى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدْ. عَدَدَ مَعْلُوْمَاتِكَ وَمِدَادَ كَلِمَاتِكَ كُلَّمَا ذَكَرَكَ الذَّاكِرُوْنَ. وَغَفَلَ عَنْ ذِكْرِكَ الْغَافِلُوْنَ.
وَسَلِّمْ وَرَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْ سَادَتِنَا أَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ. وَحَسْبُنَا الله وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ.
14.   وَلاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ
15.   أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْم ((7 kali
16.   أَفْضَلُ الذِّكْرِ فَاعْلَمْ أَنَّهُ لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ حَيٌّ مَوْجُوْدٌ لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ حَيٌّ مَعْبُوْدٌ لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ حَيٌّ بَاقٍ ،
لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ (7/11/33 kali (
17.   لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ ، لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ الله
18.   أَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدْ أَللّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ  (2 kali)
19.   أَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدْ يَارَبِّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ
20.   سُبْحَانَ الله وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ (33 kali)
21.   أَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى حَبِيْبِكَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدْ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ
22.   أَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى حَبِيْبِكَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدْ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ وَبَارِكْ وَسَلِّمْ
23.   أَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى حَبِيْبِكَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدْ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ وَبَارِكْ وَسَلِّمْ أَجْمَعِيْنَ. (اَلْفَاتِحَة...(

Doa Tahlil

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمْدَ الشَّاكِرِيْنَ حَمْدَ النَّاعِمِيْنَ، حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فِى اْلاَوَّلِيْنَ. وَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فِى اْلآخِرِيْنَ.  وَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فِيْ كُلِّ وَقْتٍ وَحِيْنٍ. وَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فِى الْملاَءِ اْلاَعْلَى اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
اَللّٰهُمَّ اجْعَلْ وَاَوْصِلْ وَتَقَبَّلْ مَا قَرَأْنَاهُ مِنَ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَمَا هَلَّلناهُ وَمَا سَبَّحْنَاه وَمَا صَلَّيْنَاهُ عَلَى النَّبِيِّ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَدِيَّةً وَّاصِلَةً وَّرَحْمَةً نَّازِلَةً وَّبَربكَةً شَامِلَةً وَصَدَقَةً مُتَقَبَّلَةً نُقَدِّمٌ ذَالِكَ وَنُهْدِيهِ اِلَى حَضْرَةِ سَيِّدِنَا وَحَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَقُرَّةِ أعْيُنِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَإِلَى جَمِيْعِ إِخْوَانِهِ مِنَ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسلِيْنَ، وَاْلاَوْلِيَاءِ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَالْعُلَمَاِءِ الْعَامِلِيْنَ وَالْمُصَنِّفِيْنَ الْمُخْلَصِيْنَ وَجَمِيْعِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالْمَلاَئِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ خُصُوْصًا اِلَى سَيِّدِنَا الشَّيْخِ عَبْدِ الْقَادِرِ الْجَيْلاَنِي رضي الله عنه

Jika hendak ditujukan kepada ruh seseorang, maka bacalah :
وَخُصُوْصًا اِلَى حَضْرَةِ رُوْح (nama orang yang kita beri hadia doa)

Lalu melanjutkan bacaan doa :
ثُمَّ إلَى جَمِيْعِ أَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ مِنْ مَشَارِقِ اْلاَرْضِ وَمَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا خُصُوْصًا إِلَى آبَائِنَا وَاُمَّهَاتِنَا وَأَجْدَاتِنَا وَجَدَّاتِنَا وَنَخُصُّ خُصُوْصًا إِلَى مَنِ اجْتَمَعْنَا هَاهُنَا بِسَبَبِهِ وَلأَجْلِهِ. أَللّٰهُمَّ اغْفِرْلَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُمْ. أَللهُمَّ اَنْزِلِ الرَّحْمَةَ وَالْمَغْفِرَةَ عَلَى أَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنْ أَهْلِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَلْفَاتِحَةُ ...


Download File

Related Posts:

SEJARAH METODOLOGI PENGAJARAN BAHASA


METHODICAL HISTORY OF LANGUAGE TEACHING
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
BAHASA INGGRIS

DOSEN PEMBIMBING

HERNIK FARISIA,M.Pd.I

OLEH  :
AINUR ROSIQIN                          D57211099
ALFA MAULIDIYAH                  D57211100
SITI AISYAH                                 D57211153
SITI CHANIFAH                           D57211154
UMMI MUSDALIFAH                  D57211173

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
SURABAYA
2013
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Sholawat bertangkaikan salam senantiasa selalu kami hadiahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang safa’atnya kita harapkan pada hari  pembalasan kelak.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dan juga kepada semua teman-teman yang telah ikut menyumbangkan pemikirannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah  Bahasa Inggris yang berjudul “ METHODICAL HISTORY OF LANGUAGE TEACHING“.
Dalam hal ini penulis juga merasa sebagai manusia biasa yang tak pernah lepas dari salah dan keliru, mengharapkan kritikan dan saran dari Dosen pembimbing dan teman-teman sekalian demi lebih baiknya makalah ini.
Akhirnya Tiada kata yang pantas untuk diucapkan kecuali Jaza kumullah khoirun jaza’.

Wassalamu’alaikum wr wb.



Penulis









DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR 
DAFTAR ISI 
BAB I        : PENDAHULUAN 
A.      Latar belakang 
B.       Rumusan Masalah 
C.       Tujuan 

BAB II       : PEMBAHASAN 
A.      Pengertian Approach, Method, dan Techniques 
B.       Penerapan Method, Approach, dan Techniques 
C.       Sejarah Macam-macam Metode dari abad ke abad 
1.         The Grammar Translation Method
2.         Gouin and The Series Methods
3.         The Direct Method 
4.         The Audiolingual Method (ALM) 
5.         Cognitive Code Learning 
6.         Designer Methods of the 1970s 
a.         Community Language Learning
b.        Suggestopedia 
c.         The Silent Way 
d.        Total Physical Respons 
e.       The Natural Approach 
7.         Notional Functional-Syllabuses (NFS) 
D.      Perkembangan Metode Hingga Sekarang 

BAB III          : PENUTUP 
                         Kesimpulan 
REFERENSI 

BAB I
PENDAHULUAN


A.              Latar Belakang
Bahasa merupakan kunci penentu menuju keberhasilan dan memiliki peran sentral, khususnya dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional seseorang dan dalam mempelajari semua bidang studi. Bahasa diharapkan bisa membantu seseorang dalam hal ini yang saya bicarakan adalah peserta didik untuk mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang lain.
Tujuan pembelajaran bahasa, menurut Basiran (1999) adalah keterampilan komunikasi dalam berbagai konteks komunikasi. Kemampuan yang dikembangkan adalah daya tangkap makna, peran, daya tafsir, menilai, dan mengekspresikan diri dengan berbahasa. Kesemuanya itu dikelompokkan menjadi kebahasaan, pemahaman, dan penggunaan.
            Dalam proses belajar mengajar tentunya masih banyak dijumpai beberapa pokok permasalahan yang dihadapi oleh para guru dan siswa itu sendiri, diantaranya adalah bagaimana seorang guru menciptakan proses belajar mengajar yang menyenangkan tanpa mengesampingkan tujuan utama pembelajaran agar tetap tercapai. Seorang siswa yang tidak memiliki minat dan kemauan keras dalam belajar akan mempersulit proses transfer ilmu pengetahuan dan dapat berimbas pada kegagalan proses pengajaran karena tujuan dari pembelajaran itu sendiri tidak tercapai. Tugas seorang guru adalah menciptakan kondisi proses belajar mengajar yang menyenangkan dan merangsang atau memotivasi siswa dalam belajar bahasa sebagai sebuah kebutuhan yang melewati sebuah proses yang menyenangkan.
1
 
Jadi kita dapat menyimpulkan bahwa belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar untuk berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis. Hal ini relevan bahwa kompetensi pebelajar bahasa asing diarahkan ke dalam empat sub aspek, yaitu membaca (reading skill), berbicara (speaking skill), menulis (writing skill), dan mendengarkan (listening skill).
Untuk mencapai tujuan di atas, proses pembelajaran bahasa harus mengetahui metode-metode, pendekatan dan teknik  pengajaran bahasa yang diwujudkan dalam kegiatan pembelajarannya, serta menjadikan aspek-aspek tersebut sebagai petunjuk dalam kegiatan pembelajarannya.
Sebagai guru bahasa inggris profesional, seorang guru dituntut untuk selalu membuat keputusan didalam kelas. Banyak hal yang harus diketahui dan dipahami oleh seorang guru dalam mengorganisasi kelas bukan hanya sekedar penguasaan mata pelajaran namun bagaimana menyajikan mata pelajaran itu semenarik mungkin dan memotivasi siswa agar mata pelajaran bahasa asing menurut pandangan mereka tidak membosankan. Untuk membuat proses transfer belajar lebih dinkmati dan menyenangkan bagi siswa adalah dengan cara menumbuhkan motivasai dalam diri seorang siswa.
Sebelum seorang guru bahasa mengajar dalam kelas maka ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab. Apa tujuan dari pembelajaran bahasa? metode apa yang ingin digunakan dalam mengajarkan bahasa sehingga efektif dalam mencapai tujuan? Ukuran apa yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran? (Stevick 1982;Larsen-freeman 1983a, 1983b). Hal ini berarti bahwa seorang guru harus mempersiapkan segala hal mengenai prose pembelajaran sebelum memasuki kelas sehingga proses belajar akan lebih bermakna karena mempunyai perencanaan yang baik.
Tujuan utama dari makalah ini adalah memberikan informasi khususnya kepada guru bahasa inggris tentang perkembangan metode-metode dalam pembelajaran bahasa inggris dari masa ke masa. Seorang guru dapat memahami prinsip-prinsip pembelajaran bahasa inggris melalui metode-metode tersebut sehingga pembelajaran bahasa akan lebih efektif dalam kelas. Seorang guru akan lebih percaya diri dalam proses belajar mengajar dan membuat siswanya merasa nyaman dalam belajar bahasa yang tentunya berimplikasi pada kepuasan diri yang dicapai seorang guru.

B.   Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang dipaparkan di atas, maka penulis merumuskan, pokok permasalahan :
1.      Apa yang dimaksud dengan Method, Approach, dan Techniques ?
2.      Bagaimana sejarah perkembangan metode-metode pengajaran bahasa ?
3.      Bagaimana perkembangan metode-metode  pengajaran bahasa hingga sekarang?

C. Tujuan
-    Untuk mengetahui dan menjawab seluruh rumusan masalah yang ada pada rumusan masalah.
-    Agar pembaca dapat memahami bagaimana pengembangan itu sangat perlu dilakukan untuk kebaikan dan kemajuan bersama terutama mengenai metode dan cara pembelajaran bahasa itu sendiri.

BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Approach, Method dan Techniques
Langkah awal dalam mengembangkan pendekatan yang mendasar untuk pembelajaran bahasa dapat kita pelajari dengan memutar balik waktu satu abad yang lalu untuk belajar dari sejarah dan trend yang membawa kita pada saat sekarang ini. Pada makalah kali ini akan terfokus pada sejarah metode-metode perolehan bahasa sebagai ciri-ciri identifikasi usaha pembelajaran bahasa abad modern. Apa yang dimaksud dengan metode? Bagaimana metode merefleksikan bermacam-macam trend bermacam-macam disiplin pemikiran? Bagaimana penelitian masa sekarang dalam meneliti pembelajaran dan pengajaran bahasa membantu kita membedakan mana yang baik dan mana yang kurang baik? Sebelum mengetahui metode-metode pengaaran bahasa ada baiknya kita mengetahui pengertian dari pada Approach, Method, And Techniques sebagaimana berikut.
Approach, Method, And Techniques
Dalam pembelajaran dan pengajaran bahasa kita mengenal tiga hal penting; pendekatan, metode dan teknik (approach, method, and techniques). Tiga hal tersebut penting diketahui bagi para guru untuk diterapkan dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
Menurut Brown, Pendekatan mengacu pada kerangka teori dan keyakinan yang mendasari sifat bahasa, sifat pembelajaran bahasa, dan implikasi-implikasi secara pedagogik.
Sementara itu, metode, menurutnya merupakan presentasi bahasa secara sistematis berdasarkan pendekatan yang dipilih. Biasanya berkenaan dengan bagaimana untuk mencapai objek-objek atau tujuan dari pembelajaran bahasa itu sendiri. Selain itu, kita juga mengenali teknik-teknik dalam pembelajaran bahasa.

Sedangkan menurut Richards, J. C. and Rodgers, T.S. (1986/2001) mengatakan bahwa Istilah-istilah seperti Pendekatan, Metode, dan Teknik diubah secara berurutan menjadi Pendekatan, Desain, dan Prosedur. Metode menurut Richards dan Rodgers ialah payung teori yang spesifik dan hubungan antara teori dan praktik. Pendekatan didefinisikan sebagai asumsi, kepercayaan mengenai teori dasar bahasa dan pengajaran bahasa. Desain lebih khusus lagi adalah hubungan antara teori pengajaran di dalam kelas terkait materi dan aktivitas. Prosedur ialah teknik dan latihan yang mendukung penerapan dari pendekatan dan desain.[2]Technique, menurut Brown merupakan aktivitas-aktivitas yang specific yang terjadi di dalam ruang kelas yang berhubungan dengan pendekatan dan metode yang digunakan dengan tujuan untuk merealisasikan objek-objek pelajaran. Aktivitas-aktivitas tersebut meliputi pelatihan atau tugas yang digunakan dalam ruang kelas bahasa. (Brown, 2001: 14-16).[1]

B.       Penerapan Metode, Pendekatan dan Teknik Pengajaran Bahasa
Sekilas melalui abad terakhir ini pengajaran bahasa akan memberikan gambaran menarik tentang bagaimana beragam penafsiran telah menjadi cara terbaik untuk mengajarkan bahasa asing. Misalnya, sekolah yang memiliki disiplin pemikiran-psikologi, linguistik, dan pendidikan, telah datang dan hilang, sehingga memiliki metode pengajaran bahasa yang pasang surut popularitasnya. Metode pengajaran, sebagai “pendekatan dalam aksi,” tentu saja merupakan aplikasi praktis dari temuan dan penempatan secara teoritis. Fakta di lapangan seperti yang kita miliki yang masih relatif baru: metode itu harus hadir sebagai kejutan untuk menemukan berbagai macam dari penerapan metode ini selama seratus tahun terakhir, beberapa metode harus datang dalam oposisi filsafat secara keseluruhan bagi yang lainnya.
Albert Marckwardt (1972 :5) melihat perubahan metode dari satu metode yang lain ini sebagai pola siklus di mana metode baru muncul setiap seperempat abad. Setiap metode baru muncul bersumber dari metode yang lama tetapi masih mengambil beberapa aspek positif dari metode yang lama dari praktek-praktek sebelumnya. Sebuah contoh yang baik dari sifat siklus metode ini ditemukan dalam “revolusioner” Metode Audiolingual (ALM) dari pertengahan abad kedua puluh. ALM meminjam ajaran dari pendahulunya Metode Langsung. Dalam waktu singkat, bagaimanapun, kritik-kritik ALM menganjurkan agar lebih memperhatikan berpikir, lebih kognisi, dan memperhatikan aturan pembelajaran, yang sebagian berbau kembali ke metode terjemah tata bahasa (Grammar Translation)![3]
Berikut ini adalah sketsa pergantian metode pengajaran bahasa selama bertahun-tahun.

Metode

Pendekatan
Desain
Prosedur
a. Teori bahasa
-  catatan mengenai hakikat kecakapan berbahasa;
-  catatan mengenai unit-unit dasar struktur bahasa
b. Teori pembelajaran bahasa
-  catatan mengenai proses psikolinguistik yang terlibat dalam pembelajaran bahasa;
-  catatan mengenai kondisi yang memungkinkan keberhasilan penggunaan proses tersebut.

a.    Tujuan umum dan tujuan khusus metode
b.    Model silabus
-  karakteristik bagi seleksi dan organisasi isi/bobot ihwal linguistik dan atau pokok bahasan
c.    Tipe-tipe kegiatan pembelajaran dan pengajaran
-  jenis tugas dan aktivitas praktik yang digunakan di kelas dan dalam bahan/materi
d.    Peran pembelajar
-  jenis tugas pembelajaran yang dikerjakan para pembelajar
-  derajat pengendalian yang dimiliki para pembelajar mengenai isi pembelajaran
-  pola pengelompokan pembelajar yang disarankan atau diimplikasikan.
-  dearajat pengaruh pembelajar terhadap pembelajar lain.
-  pandangan pembelajar sebagai pemroses, pemeran, inisiator, pemecah masalah, dsb.
e.    Peranan pengajar
-  jenis fungsi yang harus diselesaikan pembelajar
-  derajat pengaruh pengajar terhadap pembelajaran.
-  jenis interaksi antar pengajar dan pembelajar
f.    Peranan materi peembelajaran
-  fungsi pokok materi
-  bentuk materi yang diinginkan (buku teks, audiovisual)
-  hubungan materi dengan masukan lain
-  asumsi yang dibuat mengenai pengajar dan pembelajar

Teknik, pelatihan, dan perilaku kelas yang diobservasi waktu metode itu digunakan
-   sumber yang berkaitan dengan waktu, ruang dan pemeliharaan yang digunakan oleh pengajar
-   pola interaksional yang diobservasi dalam pembelajaran.
-   taktik dan strategi yang digunakan oleh para pengajar dan pembelajar ketika metode itu digunakan.

C. Sejarah Macam-macam Metode Dari Abad ke Abad
1.      The Grammar Translation Method
Metode terjemahan tata bahasa adalah metodologi pembelajaran bahasa yang sangat klasik di dunia. Menurut Brown (2001: 18) Metode ini menekankan pada belajar tata bahasa (struktur bahasa), menghafal kosakata, terjemahan teks, dan menulis latihan. Guru yang menerapkan metodologi ini cenderung mengajarkan tata bahasa secara eksplisit tanpa menjelaskan konteks apapun di mana seperti tata bahasa tersebut seharusnya digunakan.[4]
Selain itu, kelas sering tidak komunikatif karena guru akan memberikan penjelasan panjang pada tata bahasa. Hal ini ironis karena guru tidak mengajarkan sifat bahasa - kompetensi komunikatif. Meskipun metode ini, metode sekolah lama, tidak efektif untuk membangun kompetensi komunikatif siswa, dan masih banyak guru yang menerapkan metode ini di dalam kelas. dalam hal ini, Brown (2001: 19) mengatakan bahwa metode terjemahan tata bahasa tidak bekerja untuk meningkatkan kemampuan komunikatif siswa dalam bahasa.

2.        Gouin And The Series Methods
Sejarah “modern” pengajaran bahasa asing bisa dikatakan telah dimulai pada akhir 1800 oleh Francois Gouin, seorang guru Perancis dari Latin dengan wawasan yang luar biasa. Sejarah tidak biasanya memberi kredit Gouin sebagai penemu metodologi pengajaran bahasa karena, pada saat itu, pengaruhnya dibayangi oleh Charles Berlitz, seorang penemu Jerman yang sangat terkenal dari Metode Langsung. Namun demikian, beberapa perhatian untuk pengamatan perseptifnya Gouin yang tidak biasa tentang pengajaran bahasa membantu kita untuk mengatur ulang dalam mengembangkan metode pengajaran bahasa untuk abad ini setelah penerbitan bukunya, Seni Mempelajari dan Belajar Bahasa Asing pada tahun 1880.
Gouin harus pergi melalui serangkaian pengalaman yang menyakitkan dalam rangka memperoleh wawasan. Setelah memutuskan pada pertengahan hidupnya untuk belajar bahasa Jerman, ia mengambil residensi di Hamburg selama satu tahun. Namun, bukan hanya mencoba untuk berkomunikasi dengan penduduk asli, melainkan juga terlibat dalam urutan yang aneh dari upayanya untuk “ menguasai “ bahasa. Setibanya di Hamburg, ia merasa ia harus menghafal buku tata bahasa Jerman dan tabel dari 248 kata kerja beraturan Jerman. Dia melakukan ini dalam hitungan hanya sepuluh hari, dan bergegas ke akademi (universitas) untuk menguji pengetahuan barunya. “Tapi sayangnya ! “ Tulisnya , “ Saya tidak bisa mengerti satu kata, tidak satu kata ! “ (Gouin 1880: 11) - Gouin tak gentar . Dia kembali ke kamarnya pribadinya, kali ini untuk menghafal root bahasa Jerman dan menghafal buku tata bahasa dan kata kerja tidak beraturan. Sekali lagi ia muncul dengan harapan keberhasilan. “ Tapi sayangnya ... “ hasilnya adalah sama seperti sebelumnya. Dalam melalui tahun-tahunnya di Jerman, Gouin dalam buku sejarah, telah menerjemahkan karya Goethe dan Schiller, dan bahkan telah menghafal 30.000 kata dalam kamus bahasa Jerman, semua dilakukannya di dalam kamarnya pribadinya, hanya untuk mengerti bahasa Jerman. Hanya sekali dia mencoba untuk ‘ membuat percakapan “ sebagai metode , tapi ini menyebabkan orang-orang menertawakannya, dan ia terlalu malu untuk melanjutkan metode tersebut. Pada akhir-akhir tahunnya Gouin, setelah mengurangi metode klasik untuk absurditas, memaksanya untuk kembali ke rumah, sebuah kesalahan.
Tapi ada akhir yang membahagiakan. Setelah pulang ke rumah, Gouin menemukan bahwa keponakannya yang berusia tiga tahun telah, selama tahun itu, melalui tahap indah dari pemerolehan bahasa anak di mana ketika kita mengatakan secara virtual sangat mudah mengatakan bahasa Prancis. Bagaimana bisa bahwa anak kecil ini berhasil begitu mudah, dalam bahasa pertama, dalam tugasnya Gouin, dalam bahasa kedua, ia temukan kesulitan? Anak harus memegang rahasia untuk belajar bahasa ! Jadi Gouin menghabiskan banyak waktu mengamati keponakannya dan anak-anak lain dan menyimpulkannya sebagai berikut -: pembelajaran bahasa merupakan permasalahan mendasar dari mengubah persepsi menjadi konsepsi. Anak-anak menggunakan bahasa untuk mewakili konsep-konsep mereka. Bahasa adalah sarana seperti berpikir , mewakili dunia pada diri sendiri (lihat PLLT , Bab 2). Wawasan ini, ingat, dibentuk oleh guru bahasa lebih dari satu abad yang lalu !
Jadi Gouin mengatur tentang merancang metode pengajaran yang akan mengikuti dari wawasan ini. Dan sehingga metode rangkaian diciptakan, sebuah metode yang mengajari  peserta didik secara langsung (tanpa terjemahan) dan konseptual (tanpa aturan tata bahasa dan penjelasan) sebuah “rangkaian” kalimat terhubung yang mudah untuk dilihat atau dirasa. Itu pelajaran pertama dari bahasa asing sehingga akan mengajarkan rangakaian-rangakaian berikut dari lima belas kalimat :[5]
Aku berjalan menuju pintu. Aku mendekat ke pintu. Aku mendekat ke pintu. Saya sampai ke pintu. Aku berhenti di pintu .
Aku mengacungkan tanganku. Saya memegang pegangan. Aku memutar pegangan. Aku membuka pintu. Aku menarik pintu.
Pintu bergerak. Pintu berputar pada engselnya. Pintu berbalik dan berubah. Aku membuka pintu lebar. Aku melepaskan pegangan.
Lima belas rangkaian tersebut memiliki sejumlah besar sifat tata bahasa, kosakata, kata-kata, dan kompleksitas yang tidak biasa. Ini tidak sederhana pelajaran yang sulit! Namun Gouin berhasil dengan pelajaran tersebut karena bahasa ini begitu mudah dipahami, disimpan, dan terkait dengan realitas.

3.        The Direct Method
Pembelajaran bahasa kedua atau asing harus ditetapkan sebagai sealami mungkin seperti bahasa pertama (Brown, 2001: 19-21). Hal ini penting karena manusia secara alami belajar bahasa secara berurutan : dari yang paling mudah ke yang paling sulit. Berdasarkan pernyataan di atas, guru cenderung menghindari penjelasan eksplisit tata bahasa karena terlalu rumit untuk dipahami. Misalnya, guru harus menyediakan kegiatan yang merangsang siswa untuk berkomunikasi. Selain itu, mereka juga harus menciptakan situasi kelas yang memungkinkan siswa untuk mendapatkan banyak eksposur di TL.[6]
“Kealamian“ – mensimulasi cara yang “alami“ di mana anak-anak belajar bahasa pertama - pendekatan Gouin dan beberapa orang sezamannya tidak memakainya langsung. Satu generasi kemudian, menerapkan linguistik akhirnya membentuk kredibilitas pendekatan tersebut. Sehingga itu merupakan pergantian abad, Metode langsung dikenal cukup luas dan dipraktekkan .
Anggapan dasar dari Metode Langsung adalah mirip dengan Metode rangkaiannya Gouin, yaitu, bahwa belajar bahasa kedua harus lebih seperti bahasa pertama, interaksi lisan, penggunaan bahasa secara spontan, tidak ada terjemahan antara bahasa pertama dan kedua – dan sedikit atau tidak ada analisis dari  aturan-aturan tata bahasa. Richards dan Rodgers (1986: 9-10) diringkas dari prinsip-prinsip Metode Langsung :
1.    Instruksi kelas dilakukan secara eksklusif dalam bahasa target .
2.    Hanya kosakata dan kalimat sehari-hari yang diajarkan.
3.    Keterampilan komunikasi lisan yang dibangun dalam perkembangan perdagangan secara hati-hati diorganisir sekitar pertukaran tanya- jawab antara guru dan siswa dalam kelas yang kecil dan intensif.
4 .   Grammar diajarkan secara induktif.
5 .   Poin pengajaran baru diajarkan melalui pemodelan dan praktek.
6 .   Kosakata yang kongkret diajarkan melalui demonstrasi, objek, dan gambar; kosakata abstrak diajarkan oleh asosiasi ide.
7 .   Keduanya berbicara dan mendengarkan pemahaman yang diajarkan.
8 .   Pengucapan yang benar dan menekankan tata bahasa.[7]

Metode Langsung ini menikmati popularitas yang cukup besar pada awal abad kedua puluh. Metode ini paling banyak diterima di sekolah bahasa swasta dimana siswa sangat termotivasi dan di mana guru penutur asli dapat digunakan. Salah satu yang paling dikenal dari orang-orang terpopuler adalah Charles Berlitz (yang tidak pernah menggunakan istilah Metode Langsung dan sebaliknya memilih untuk memanggil metodenya Metode Berlitz). Sampai hari ini “ Berlitz “ adalah sebuah kata rumah tangga, sekolah bahasa Berlitz telah berkembang di setiap negara di dunia.
Menjelang akhir kuartal pertama abad kedua puluh, penggunaan Metode Langsung telah menurun baik di Eropa dan di Amerika Serikat. Kebanyakan kurikulum bahasa kembali ke Grammar Translation Method (metode terjemahan tata bahasa) atau “pendekatan membaca “ yang menekankan keterampilan membaca dalam bahasa asing. Tapi ini menarik bahwa pada pertengahan abad kedua puluh, Metode langsung dihidupkan kembali dan diarahkan ke dalam apa yang mungkin yang paling terlihat dari semua pengajaran bahasa “ revolusi “ di era modern, Metode Audiolingual. Jadi, bahkan ini gerakan agak singkat dalam pengajaran bahasa akan muncul kembali dalam perubahan angin dan pergeseran pasir sejarah .

4.        The Audiolingual Method (ALM)
Pada paruh pertama abad kedua puluh, Metode langsung tidak berlangsung di AS seperti yang terjadi di Eropa. Sementara satu bisa dengan mudah menemukan guru penutur asli bahasa asing modern di Eropa, seperti yang tidak terjadi di AS. Juga Sekolah Tinggi Eropa dan mahasiswa tidak perlu melakukan perjalanan jauh untuk mencari peluang untuk menempatkan keterampilan lisan dari bahasa lain yang sebenarnya , penggunaan praktis. Selain itu, lembaga pendidikan AS telah menjadi yakin bahwa pendekatan membaca untuk bahasa asing adalah lebih berguna daripada pendekatan lisan, mengingat isolasi linguistik dirasakan AS pada saat itu. Laporan Coleman sangat tinggi pengaruhnya (Coleman, 1929) telah membujuk guru bahasa asing yang tidak praktis untuk mengajarkan keterampilan lisan dan bahwasanya membaca yang seharusnya menjadi fokus. Dengan demikian sekolah kembali pada tahun 1930-an dan 1940-an untuk memakai metode Grammar Translation , “ The Handmaiden of Reading ‘ (Bowen, Madseu & Hilferty, 1985 ).[8]
Kemudian Perang Dunia II meletus, dan tiba-tiba AS didorong masuk ke dalam konflik di seluruh dunia, mempertinggi kebutuhan bagi orang Amerika untuk menjadi mahir lisan dalam bahasa kedua sekutu dan musuh-musuh mereka . Waktu sudah matang untuk sebuah revolusi pengajaran-bahasa. Militer AS memberikan dorongan dengan pendanaan secara khusus, kursus bahasa intensif yang berfokus pada keterampilan oral/lisan; kursus ini kemudian dikenal sebagai Program Pelatihan Tentara Khusus (ASTP) atau bahasa sehari-harinya dikenal dengan, “Metode Tentara.” Ciri-ciri dari metode ini adalah pengucapan aktivitas lisan dan pola latihan dan praktek percakapan secara virtual tanpa tata bahasa dan terjemahan ditemukan di kelas tradisional. Sungguh ironis bahwa banyak peletak dasar Metode Langsung dibuang dipinjam dan disuntikkan ke pendekatan baru. Baru kemudian, keberhasilan Metode Angkatan Darat dan kepentingan nasional dihidupkan kembali dalam bahasa asing mendorong lembaga pendidikan untuk mengadopsi metodologi baru. Dalam semua variasi dan adaptasi, Metode Tentara kemudian dikenal pada 1950-an sebagai Metode Audiolingual.
Metode Audiolingual (ALM) telah secara tegas didasarkan pada teori linguistik dan psikologis. Linguis struktural dari 1940-an dan 1950-an yang bergerak di bidang apa yang mereka klaim dengan “analisis deskriptif ilmiah“ dari berbagai bahasa, mengajar methodologi menunjukkan aplikasi langsung dari analisis tersebut untuk mengajarkan pola linguistik (Fries, 1945). Pada saat yang sama, psikolog Behavioristik (PLLT, Bab 4) menganjurkan pengkondisian dan kebiasaan - pembentukan model pembelajaran yang secara sempurna dikawinkan dengan latihan mimikri dan pola praktek metodologi audiolingual.
Karakteristik dari ALM dapat diringkas dalam daftar berikut (diadaptasi dari Prator & Celce - Murcia 1979) :
1 .   Materi baru disajikan dalam bentuk dialog.
2 .   Ada ketergantungan pada mimikri, menghafal kumpulan frase, dan pembelajaran lebih.
3 .  Susunan kalimat diurutkan dengan cara analisis kontrastif dan mengajar sekali dalam satu waktu.
4 .   Pola susunan kalimat diajarkan menggunakan latihan berulang-ulang.
5 . Ada sedikit atau tidak ada sama sekali penjelasan tata bahasa. Grammar diajarkan oleh analogi induktif daripada dengan penjelasan deduktif.
6 .   Kosakata sangat terbatas dan diajarkan dalam konteks.
7 .   Ada banyak penggunaan kaset, lab bahasa, dan alat bantu visual.
8 .   Hal yang penting adalah melekat pada pengucapan.
9 .   Sangat sedikit menggunakan bahasa ibu oleh guru diperbolehkan.
10 . Tanggapan sukses segera diperkuat.
11 . Ada upaya besar bagi siswa untuk menghasilkan ucapan yang bebas dari kesalahan.
12 . Ada kecenderungan untuk memanipulasi bahasa dan mengabaikan konten.[9]

Untuk sejumlah alasan, ALM menikmati bertahun-tahun popularitas, dan bahkan sampai hari ini, adaptasi dari ALM ditemukan dalam metodologi-metodologi  kontemporer. ALM ini berakar kuat secara teori perspektif waktu yang terhormat. Bahan pengajaran secara hati-hati disiapkan, diuji, dan disebarluaskan kepada lembaga pendidikan. “ Sukses “ bisa terang-terangan dialami oleh siswa saat mereka berlatih percakapan mereka di luar jam kerja. Namun popularitas tidak bertahan selamanya. Tantangan oleh Wilga Rivers (1964) kritik fasih kesalahpahaman dari ALM dan dengan kegagalan utamanya untuk mengajar kemampuan komunikatif jangka panjang, popularitas ALM memudar. Kami menemukan bahasa yang tidak benar-benar diperoleh melalui proses pembentukan kebiasaan dan belajar yang berlebihan, bahwa kesalahan tidak selalu harus dihindari di semua biaya, dan bahwa linguistik struktural tidak memberitahu kami segala sesuatu tentang bahasa yang perlu kita tahu. Sementara ALM adalah upaya berani untuk menuai buah dari metodologi pengajaran bahasa yang telah mendahuluinya, pada akhirnya masih dirasa singkat, karena semua metode melakukannya. Tapi kita belajar sesuatu dari kegagalan dari ALM dan untuk melakukan segala sesuatu yang telah dijanjikan, dan kami bergerak maju.

5.        Cognitive Code Learning
Era audiolingualisme, dengan penekanan pada bentuk permukaan dan pada praktek hafalan pola diproduksi secara ilmiah, mulai berkurang ketika revolusi Chomsky dalam linguistik menjadi seorang ahli bahasa dan guru bahasa melalui susunan” bahasa. Meningkatnya minat dalam menghasilkan perubahan tata bahasa dan perhatian terfokus pada sifat dasar penentuan aturan bahasa dan penguasaan bahasa menyebabkan beberapa program pengajaran bahasa untuk mempromosikan pendekatan deduktif daripada induktansi dari metode ALM. Membuktikan  bahwa anak-anak sadar memperoleh sistem aturan-aturan, para pendukung kode pembelajaran kognitif pada bahasa (lihat Carroll, 1966) mulai menyuntikkan aturan belajar lebih deduktif ke dalam kelas bahasa. Dalam sebuah penggabungan dari teknik Terjemahan Audiolingual dan Grammar, kelas mempertahankan metode khas pengulangan dari metode ALM telah menambah dosis yang sehat dari aturan penjelasan dan menggantungkan pada urutan materi secara tata bahasa.[10]
Pengajaran Kode Kognitif  tidak begitu banyak dipraktekkan. Metode ini merupakan sebuah metode pendekatan yang menekankan kesadaran aturan dan aplikasi peserta didik untuk belajar bahasa kedua. Metode ini adalah reaksi terhadap praktek ketat behavioristik dari metode ALM, dan ironisnya, kembali ke beberapa praktek Penerjemahan Tata Bahasa. Sebagai guru dan pengembang materi pelajaran melihat bahwa gencarnya materi yang berpotensi hafalan tidak membuat peserta didik mahir berkomunikasi, sentuhan baru dibutuhkan, dan kode pengajaran kognitif muncul hanya untuk menyediakan sentuhan seperti itu. Sayangnya, inovasi pada aturan-aturan, paradigma-paradigma, kerumitan, dan pengecualian dari bahasa telah melemahkan cadangan mental bahasa siswa.
Sebuah profesi membutuhkan beberapa rempah-rempah dan semangat, dan pikiran yang inovatif didalam semangat yang meningkat untuk tantangan di tahun 1970-an.

6.        Designer Methods Of The 1970s
Pada dekade 1970-an secara historis signifikan pada dua hal. Pertama, mungkin lebih dari satu dekade dalam sejarah pengajaran bahasa “modern”, penelitian tentang bahasa kedua pembelajaran dan pengajaran tumbuh dari sebuah cabang disiplin linguistik untuk dirinya sendiri. Karena semakin banyak sarjana yang mengkhususkan upaya mereka dalam studi akuisisi bahasa kedua, pengetahuan kita tentang bagaimana orang belajar bahasa di dalam dan di luar kelas telah menjamur. Kedua, dalam suasana yang energik dari perintis penelitian ini, sejumlah inovatif tidak digunakan jika bukan metode revolusioner yang dikandung. Metode desainer” Ini (meminjam istilah dari Nunan 1989a: 97) segera dipasarkan oleh pengusaha sebagai aplikasi terbaru dan terbesar dari penemuan penelitian multidisiplin sekarang.[11]
Hari ini, seperti yang kita lihat kembali pada metode ini, kita bisa memuji mereka untuk bakat inovatif mereka, untuk usaha mereka membangkitkan dunia pengajaran bahasa dari audiolingual yang telah tidur, dan untuk stimulasi penelitian mereka bahkan lebih karena kami berusaha untuk menemukan mengapa tidak membuahkan berkah bahwa penemuan dan pemasaran mereka berharap mereka akan berhasil. Pengawasan bahwa berjalannya metode desainer ini telah memungkinkan kami hari ini untuk memasukkan unsur-unsur tertentu daripadanya dalam pendekatan komunikatif kami saat ini dengan pengajaran bahasa. Mari kita lihat lima produk ini dari semangat tahun 1970-an.




a.      Community Language Learning
Menjelang decade 1970-an, as we increasingly recognized the importance of the affective domain, some innovative methods took on a distinctly affective nature. Community Language Learning is a classic example of an affectively based method.
Metode ini sedikit sama dengan pembelajaran bahasa komunitas dalam focus penggunaan bahasa. Menurut Brown metode ini memperlihatkan bahasa sebagai system untuk makna; fungsi utama interaksi dan komunikasi. Guru dapat menyediakan aktivitas melalui metoe ini. Pada umumnya, mereka akan menyediakan aktivitas yang mengulang-lang kemampuan siswa dalam berkomunikasi; diskusi, pemecahan masalah dan lain sebagainya. Selain itu, guru juga menyediakan materi autentik sebanyak mungkin. Materi autentik ini akan menghubungkan apa yang telah siswa pelajari di kelas pada realitas dari penggunaan bahasa pada situasi kehidupan nyata. Penjelasan dari tata bahasa atau susunan kata dari suatu teks bacaan juga akan di akomodasi oleh metode ini, akan tetapi, tentu saja secara tersembunyi setelah siswa telah memahami konteks untuk menggunakannya.[12]
Metode ini bisa di aplikasikan bahkan bagi siswa kelas awal pembelajar bahasa. Disamping itu, dalam pengajaran bahasa komunikasi, guru juga harus memperhatikan pada kebutuhan dan keinginan siswa. Sebagaimana halnya, jika guru mengajar siswa teknik mesin, mereka seharusnya mempersiapkan materi yang sesuai dengan kebutuhan siswa; bagaimana untuk membaca buku manual, bagaimana menangani pelanggan, dan lain sebagainya. Materi-materi ini akan mungkin digunakan untuk situasi pekerjaan siswa di masa mendatang. Sehingga guru dalam hal ini jugfa mendukung para siswanya untuk memperoleh bukan hanya sebagai objek dalam hidup mereka, tetapi juga  karir mereka di masa depan.

b.      Suggestopedia
Metode ini diambil dari seorang psikolog asal Bulgaria Goerge Lozanov (1979). Menurutnya, bahwa dalam otak manusia dapat memproses sejumlah besar materi yang besar jika diberikan pada konsisi yang benar untuk belajar, ketika seseorang dalam keadaan relaks. Menurut Lozanov, seseorang mampu belajar banyak dari pada yang mereka peroleh dalam keadaan santai. Music adalah pusat daripada metode ini.[13]

c.       The Silent Way
Seperti halnya Suggestopedia, metode ini menyandarkan pada lebih kognitif daripada pendapat-pendapat afektif untuk makanannya secara teori. Sementara, sebagai penemu metode ini, Caleb Gattegno, lebih menyukai pendekatan humanistic (Chamot & McKeon 1984 ;2) daripada pendidikan, kebanyakan dari pada metode Silent Way ini dicirikan dengan pendekatan problem – solving untuk belajar. Richard dan Rodger menyimpulkan teori pembelajaran metode ini sebagai berikut :
1.        Belajar terfasilitasi jika siswa menemukan atau menciptakan daripada mengingat dan mengulangi apa yang dipelajari.
2.        Belajar terfasilitasi oleh teman (mediasi) sebagai objek fisik.
3.        Belajar terfasilitasi oleh pemecahan masalah termasuk materi yang di pelajari.[14]
Gattegno percaya bahwa siswa harus mengembangkan independensi, autonomi, dan responsibilitas. Pada waktu yang bersamaan, siswa dalam ruang kelas metode ini harus bekerjasama dengan yang lainnya dalam proses pemecahan masalah-bahasa. Seorang guru – sebagai stimulator bukan central – lebih banyak diam yang menjadikan nama daripada metode ini. Guru harus menentang insting mereka untuk mengeja segala sesuatu.

d.      Total Physical Respons
James Asher (1977), seorang pengembang dari metode TPR ini, pada dasarnya memulai bereksperimen dengan metode ini pada tahun 1960-an, tetapi hal tersebut hampir satu decade sebelum metode ini secara luas didiskusikan secara professional.
TPR mengkombinasikan banyak pandangan-pandangan lain dalam rasionalnya. Asas dasar perolehan bahasa anak sangat penting. Asher mencatat bahwa anak-anak dalam belajar bahasa pertama mereka, muncul untuk melakukan banyak mendengar sebelum mereka berbicara, dan bahwa pendengaran mereka akan diikuti dengan respon fisik (meraih, meraba, bergerak, melihat dan seterusnya). Dia juga memberi beberapa perhatian pada pembelajaran otak kanan.[15]

e.       The Natural Approach
Teori-teori Stephen Krashen (1982, 1997) dari perolehan bahasa kedua telah didiskusikan secara luas dan secara panas didebatkan selama bertahun-tahun. Pandangan utama metodhologinya termanifestasikan dalam pendekatan natural (alami), dikembangkan oleh teman koleganya, Tracy Terrel.
Bertindak berdasarkan banyak pernyataan-peryataan yang Asher buat untuk sebuah pendekatan berdasarkan komprehensi seperti TPR, Krashen dan Terrel merasa bahwa siswa akan untung dari menunda pekerjaan hingga pembicaraan berlangsung, bahwa siswa harus sesantai mungkin di dalam kelas, dan agar banyak komunikasi dan perolehan seharusnya berlangsung.[16]

7.        Notional Functional-Syllabuses (NFS)
Sebagai metode yang inovatif pada 1970 an dan telah dipuji oleh sebagian orang dan di kririk oleh banyak orang, beberapa hal mendasar yang siknifikan untuk pertumbuhan masa depan telah di abaikan yang kemudian lebih dikenal sebagai Notional Functional Syllabus. Di awali dengan karya dari dewan Eropa (Van Ek & Alexander, 1975) dan kemudian diikuti oleh sejumlah interpretasi dari notional syllabuses (Wilkins, 1976), NFS kemudian mulai digunakan di Inggris pada tahun 1970 an.[17]
Notion, menurut Van Ek dan Alexander merupakan dua hal yang umum dan spesifik. Notion umum adalah konsep yang abstrak seperti eksistensi, ruang, waktu, kuantitas, dan kualitas. Mereka adalah domain yang mana kita menggunakan bahasa untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan. Sedang notion umum dari ruang dan waktu, misalnya, adalah konsep dari lokasi, gerakan, kecepatan, lamanya waktu, frekuensi, dan sebagainaya. Notion spesifik dapat disamakan secara dekat dengan apa yang telah menjadikan kita terbiasa dengan menyebutnya “konteks” atau “situasi”. Identifikasi personal, misalnya, adalah notion spesifik dengan nama, alamat, nomor telephone, atau informasi personal lainnya.
Fungsi berikut ditemukan dalam beberapa pelajaran pertama dari buku bacaan para pemula yang berkembang:
1.         Memperkenalkan diri dan orang lain
2.         Menukar informasi seseorang
3.         Meminta bagaimana mengeja nama seseorang
4.         Memberi perintah
5.         Meminta maaf dan ucapan terimakasih.
6.         Identifikasi dan menggambarkan seseorang
7.         Meminta informasi

D. Perkembangan Metode Hingga Sekarang
Ada banyak metodhologi terkenal dalam pembelajaran bahasa seperti ‘the grammar translation method, Gouin and the series method, the direct method, the audiolingual method, cognitive code learning, designer method, dan lain-lain’.[18] Beberapa dari metode-metode tersebut akan terlihat sebagai metode yang tradisional dan sebagian yang lain akan tampak sebagai metode yang modern.
Kenyataannya, metodhologi dalam pembelajaran bahasa berkembang sebagaimana perubahan masa dan waktu. Sebuah metode baru muncul berdasarkan penelitian atau muncul sebagai kebutuhan daripada bahasa itu sendiri. Berdasarkan pada alasan tersebut, mungkin, tidak ada metodhologi yang paling baik yang diterapkan di dalam ruang kelas selama baik metode-metode secara tradisional dan modern dapat digunakan berdasarkan pada kebutuhan siswa dan pilihan guru. Selain itu, mereka juga memiliki keuntungan dan kerugian mereka sendiri. Dalam hal ini, bagaimanapun juga adalah tugas guru untuk memutuskan metode yang mungkin diterapkan di dalam ruang kelas mereka dengan memperhatikan kebutuhan siswa dan asas bahasa dan pembelajaran bahasa.


KESIMPULAN

Dalam pembelajaran dan pengajaran bahasa kita mengenal tiga hal penting; pendekatan, metode dan teknik (approach, method, and techniques) yang menurut Richards, J. C. and Rodgers, bahwa Istilah tersebut diubah secara berurutan menjadi Pendekatan, Desain, dan Prosedur. Tiga hal tersebut penting diketahui bagi para guru untuk diterapkan dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
Menurut sejarah terdapat banyak pendekatan yang sebagaimana telah dituliskan oleh Brown, bahwa ada banyak metodhologi terkenal dalam pembelajaran bahasa seperti ‘the grammar translation method, Gouin and the series method, the direct method, the audiolingual method, cognitive code learning, designer method, dan lain-lain. Metode-metode ini berkembang dan digunakan oleh para pendidik hingga sampai sekarang ini. Pemilihan metode adalah tugas utama oleh seorang pendidik dan menjadikan peserta didik merasa nyaman dan menikmati materi bahasa asing yang disampaikan oleh seorang pendidik.

DAFTAR PUSTAKA

Brown, H. Douglas. (2001). Teaching by Principle. San Fransisco: San Fransisco of University.
Marckwardt, Albert D. 1972. Changing Winds and Shifting Sands. MST English Quarterly 21
Richards, J. C. and Rodgers, T.S. (1986/2001): Approaches and Methods in Language Teaching: A Description and Analysis. Cambridge: Cambridge University Press.




[1] Brown, Douglas. 2001. Teaching by Principles; An Interactive Approach to Language Pedagogy. San Fransisco: San Fransisco of University. Hlm. 14

[2] Richards, J. C. and Rodgers, T.S. 2001. Approaches and Methods in Language Teaching: A Description and Analysis. Cambridge: Cambridge University Press. Hlm.16
[3] Marckwardt, Albert D. 1972. Changing Winds and Shifting Sands. MST English Quarterly 21; hml. 5)
[4] Brown, Douglas. 2001. Hlm. 18
[5] Brown, Douglas. 2001. Hlm. 19
[6] Brown, Douglas. 2001. Hlm. 21
[7] Ibid.
[8] Brown, Douglas. 2001. Hlm. 22
[9] Ibid.
[10] Brown, Douglas. 2001. Hlm. 24
[11] Brown, Douglas. 2001. Hlm. 24
[12] Brown, Douglas. 2001. Hlm. 25
[13] Ibid. Op Cit. Hlm. 27
[14] Ibid. Op Cit. Hlm. 28
[15] Ibid. Op Cit. Hlm. 29
[16] Ibid. Op Cit. Hlm. 31
[17] Ibid. Op Cit. Hlm. 32
[18] Ibid. Op Cit. Hlm. 14

DOWNLOAD

Related Posts: