Usia kelahiran 80-an pasti akan sangat merindukan akan kisah2 yang diceritakan oleh guru agama kerika masih duduk di bangku sekolah dasar (SD). Tak heran kisah - kisah itu akan masih teringat dan membekas diingatan ketika sudah menginjak usia 20-an hingga sekarang. Apalagi kisah-kisah yang diceritakan seputar kisah islamiyah klasik. Berikut adalah kisah – kisah Islami yang sengaja saya rangkum dari berbagai sumber referensi. Kisah – kisah ini berjumlah 77 buah kisah abadi dan layak dijadikan bacaan ringan dan diambil hikmah daripadanya. Tulisan ini juga baik untuk diceritakan untuk si buah hati bagi orang tua dan diambil manfaatnya untuk menjalani kehidupan anaknya kelak. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk kita semua.
Berikut
Isi dari pada kisah-kisah Islami yang terdapat dalam halaman ini:
Conten:
Conten:
- Qarun
- Penyebutan qarun dalam quran
- Malaikat Yang Menjelma
- Hari Sabtunya Orang Yahudi
- Khalifah Gila?
- kisah sesendok madu
- Kisah harut dan marut
- Isra’ bersama rasulullah saw ke langit yang paling tinggi
- Ikrimah bin Abu Jahal (sahabat nabi)
- Allah sebagai saksi dan penjamin
- Wa’ilah isteri Nabi Luth mati dalam kesesatan
- Ibrahim dan Ismail meninggikan Baitullah
- Sepotong roti penebus dosa
- Ketabahan budak zunairah
- Ummu sulaim perisai rasulullah
- Sedekah
- Ahli Surga
- Para malaikat menolong nabi dan sahabatnya dalam perang al-Ahzab
- Sesungguhnya Agama Di Sisi Allah Adalah Islam
- Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya
- Tsa’labah bin Abdurrahman RA.
- Tobatnya Abu Hurairah RA.
- Panglima romawi yang bertaubat
- Tukang fitnah dan seorang gadis
- Gara-gara seekor ular
- Meninggalkan khianat, mendapat rahmat
- Kisah Nabi Musa dengan seorang pezina
- Ukhuwah
- Dengki
- Kesejahteraan hidup boleh dicari, Asalkan…
- Keyakinan dan prasangka baik
- Sikap wara’ menguntungkan
- Kita ini pengikut siapa?
- Doa untuk si mayit
- Siapa yang lebih parah?
- Membuka pintu surga
- Taubatnya kaum Nabi Musa as.
- Nabi Sulaiman dan semut
- Terkena api di kuburan
- Amal buruk
- Azab kaum nasrani
- Hidangan
- Orang beriman
- Taubatnya al-Qass
- Keutamaan Al-Fatihah
- Jamil Butsainah
- Banyaklah berzikir
- Paku di tiang
- Andaikata lebih panjang lagi
- Kisah Tsabit Bin Ibrahim
- Sang Sufi
- Kisah pohon apel
- Janda jelata
- Wanita jelata
- Al-qamah dibakar Rasul
- Pemuda & ayahnya yang berubah menjadi himar
- Kezaliman Syadad Bin ‘Aad
- Bersama seorang pemuda penggali kubur
- Penduduk surga
- Tangisan Isam Bin Yusuf
- Dialog Imam Abu Hanifah
- Umar Bin Khattab
- Mentaati perintah dan meyakini rahmat
- Makan saja dulu itu semua
- Pahitnya obat
- Nilai persahabatan
- Kisah abu yazid sang raja para mistik
- Masa remaja
- Mi’raj
- Perang tanding antara abu yazid dan yahya bin mu’adz
- Abu yazid dan seorang muridnya
- Raja para mistik
- Masa Akhir
- Doa mustajab
- Luqman
- Tariq bin Ziyad : Mengukir karang dengan namanya
- Bibit (sumber) dari segala sesuatu
1. KISAH QARUN
Qarun adalah kaum Nabi Musa,
berkebangsaan Israel, dan bukan berasal dari suku Qibthi (Gypsy, bangsa Mesir).
Allah mengutus Musa kepadanya seperti diutusnya Musa kepada Fir’aun
dan Haman. Allah telah mengaruniai Qarun harta yang sangat banyak dan
perbendaharaan yang melimpah ruah yang banyak memenuhi lemari simpanan.
Perbendaharaan harta dan lemari-lemari ini sangat berat untuk diangkat karena
beratnya isi kekayaan Qarun. Walaupun diangkat oleh beberapa orang lelaki kuat
dan kekar pun, mereka masih kewalahan.
Qarun mempergunakan harta ini dalam
kesesatan, kezaliman dan permusuhan serta membuatnya sombong. Hal ini merupakan
musibah dan bencana bagi kaum kafir dan lemah di kalangan Bani Israil. Dalam
memandang Qarun dan harta kekayaannya, Bani Israil terbagi atas dua kelompok.
Kelompok pertama adalah kelompok orang yang beriman kepada Allah dan lebih
mengutamakan apa yang ada di sisi-Nya. Karena itu mereka tidak terpedaya oleh
harta Qarun dan tidak berangan-angan ingin memilikinya. Bahkan mereka memprotes
kesombongan, kesesatan dan kerusakannya serta berharap agar ia menafkahkan
hartanya di jalan Allah dan memberikan kontribusi kepada hamba-hamba Allah yang
lain. Adapun kelompok kedua adalah yang terpukau dan tertipu oleh harta Qarun
karena mereka telah kehilangan tolok ukur nilai, landasan dan fondasi yang
dapat digunakan untuk menilai Qarun dan hartanya. Mereka menganggap bahwa
kekayaan Qarun merupakan bukti keridhaan dan kecintaan Allah kepadanya. Maka
mereka berangan-angan ingin bernasib seperti itu.
Qarun mabuk dan terlena oleh melimpahnya
darta dan kekayaan. Semua itu membuatnya buta dari kebenaran dan tuli dari
nasihat-nasihat orang mukmin. Ketika mereka meminta Qarun untuk bersyukur
kepada Allah atas segala nikmat harta kekayaan dan memintanya untuk
memanfaatkan hartanya dalam hal yang bermanfaat, kabaikan dan hal yang halal
karena semua itu adalah harta Allah, ia justru menolak seraya mengatakan “Sesungguhnya
aku hanya diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku”
Suatu hari, keluarlah ia kepada kaumnya
dengan kemegahan dan rasa bangga, sombong dan congkaknya. Maka hancurlah hati
orang fakir dan silaulah penglihatan mereka seraya berkata, “Moga-moga kiranya
kita mempunyai seperti apa diberikan kepada Qarun; sesungguhnya ia benar-benar
mempunyai keberuntungan yang besar. “Akan tetapi orang-orang mukmin yang
dianugerahi ilmu menasihati orang-orang yang tertipu seraya berkata, “Kecelakaan
yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang
beriman dan beramal saleh….”
Berlakulah sunnatullah atasnya dan murka
Allah menimpanya. Hartanya menyebabkan Allah murka, menyebabkan dia hancur, dan
datangnya siksa Allah. Maka Allah membenamkan harta dan rumahnya kedalam bumi,
kemudian terbelah dan mengangalah bumi, maka tenggelamlah ia beserta harta yang
dimilikinya dengan disaksikan oleh orang-orang Bani Israil. Tidak seorangpun
yang dapat menolong dan menahannya dari bencana itu, tidak bermanfaat harta
kekayaan dan perbendaharannya.
Tatkala Bani Israil melihat bencana yang
menimpa Qarun dan hartanya, bertambahlah keimanan orang-orang yang beriman dan
sabar. Adapaun mereka yang telah tertipu dan pernah berangan-angan seperti
Qarun, akhirnya mengetahui hakikat yang sebenarnya dan terbukalah tabir, lalu
mereka memuji Allah karena tidak mengalami nasib seperti Qarun. Mereka berkata,
“Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezeki bagi siapa saja yang Dia kehendaki
dari hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan
karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai
benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah).”
2. PENYEBUTAN QARUN DALAM QURAN
Nama Qarun diulang sebanyak empat kali
dalam Al-Quran, dua kali dalam surah al-Qashash, satu kali dalam surah
al-'Ankabut, dan satu kali dalam surah al-Mu’min. Penyebutan dalam surah
al-'Ankabut pada pembahasan singkat tentang pendustaan oleh tiga orang oknum
thagut, yaitu Qarun, Fir’aun, dan Haman, lalu Allah menghancurkan mereka.
“Dan (juga) Qarun, Fir’aun dan Haman. Dan
sesungguhnya telah datang kepada mereka Musa dengan (membawa bukti-bukti)
keterangan-keterangan yang nyata. Akan tetapi, mereka berlaku sombong di (muka)
bumi, dan tiadalah mereka orang-orang yang luput (dari kehancuran itu).Maka
masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka diantara mereka
ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu, kerikil dan diantara mereka ada
yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan diantara mereka ada yang Kami
benamkan ke dalam bumi, dan diantara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan
Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang
menganiaya diri mereka sendiri.” (al-‘Ankabut:
39-40)Penyebutan dalam surah al-Mu’min (Ghafir) pada kisah pengutusan Musa a.s. kepada tiga orang thagut yang mendustakannya. “Dan sesungguhnya telah Kami utus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami dan keterangan yang nyata, kepada Fir’aun, Haman, dan Qarun, maka mereka berkata, ‘(Ia) adalah seorang ahli sihir yang pendusta.” (al-Mu’min:23-24)
MALAIKAT YANG MENJELMA
“(Ingatlah), ketika malaikat berkata, ‘Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan
kamu (dengan kelahiran seorang putra yang diciptakan) dengan kalimat (yang
datang) daripada-Nya, namanya al-Masih Isa putra Maryam, seorang terkemuka di
dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang
yang didekatkan (kepada Allah), dan dia berbicara dengan manusia dalam
buaian danketika sudah dewasa dan dia termasuk diantara orang-orang yang saleh.” (Ali-Imran: 45-46)
Pada saat itu, malaikat Jibril a.s.
mengubah bentuknya menjadi manusia yang sangat sempurna, karenanya (Maryam)
tidak dapat melihat Jibril a.s. dalam bentuk aslinya. Allah berfirman, “Dan
ceritakanlah (kisah) Maryam di dalamAl-Qur’an, yaitu ketika ia menjauhkan diri
dari keluarganya ke suatu tempatdi sebelah timur. Maka ia mengadakan tabir
(yang melindunginya) dari mereka.Lalu Kami utus roh Kami kepadanya, maka ia
menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.” (Maryam: 16-17)
Ketika Maryam melihat seorang pemuda
yang sangat tampan (penjelmaan malaikat Jibril a.s.) di hadapannya, menembus
tabir yang dibuatnya, ia mengira bahwa pemuda tampan itu ingin berbuat jahat
kepadanya. Sementara, dia adalah seorang wanita bersih dan suci yang ditumbuhkan
Allah SWT dengan pertumbuhanyang baik. Maka ia segera berlindung kepada Allah
SWT, “Sesungguhnya aku berlindung daripadamu kepada Tuhan Yang Maha Pemurah,
jika kamu seorang yang bertakwa.” “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan
Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci,” ujar Jibril a.s. “Bagaimana akan
ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusiapun
menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina?,” jawab Maryam tegas. “Demikianlah
Tuhanmu berfirman, ‘Hal itu adalah mudah bagi-Ku dan agar dapat Kami
menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami. Dan hal
itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan,’ jawab Jibril a.s.menjelaskan
(Maryam: 18-21)
Kadang-kadang para malaikat mengubah bentuk sebagai orang biasa dan menemui sebagian manusia, guna memberikan kabar
yang menggembirakannya dan melapangkan dadanya atas perbuatan dan tingkah
lakunya yang baik serta karakteristiknya yang mulia.
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahih-nya dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw bersabda :
“Ada seorang lelaki yang ingin mengunjungi saudaranya di sebuah desa. Di dalam perjalanannya Allah SWT
mengutus seorang malaikat untuk mengawasinya. Ketika lelaki itu sampai padanya,
malaikat itu berkata, “Kemanakah engkau akan pergi?’ Lelaki itu menjawab, ‘Aku
ingin mengunjungi saudaraku di desa ini.’ Malaikat itu bertanya lagi, ‘Apakah engkau
punya kepentingan dari kenikmatan di desa ini?’ Lelaki itu menjawab, ‘Tidak,
hanya saja aku mencintainya karena Allah. ‘Kemudian malaikat itu berkata, ‘Sesungguhnya
aku adalah utusan Allah SWT yang diutus kepadamu, bahwa Allah juga mencintaimu
sebagaimana kamu mencintai-Nya.”
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan
Muslim dari Abu Hurairah r.a.. Iamendengar Rasulullah bersabda,
“Ada tiga orang dari kalangan Bani
Israel, yang pertama menderita kusta, kedua berkepala botak, dan ketiga matanya
buta. Allah SWT ingin menguji mereka dengan mengutus salah seorang malaikat. Lalu
malaikat itu (yang sudah mengubah bentuk menjadi manusia) mendatangi seorang
yang menderita kusta itu sembari bertanya, ‘Apakah gerangan yang engkau sukai?’
Orang itu menjawab, ‘Warna yang bagus, kulit yang mulus, dan sembuhnya penyakit
yang membuat semua orang merasa jijik padaku.’ Kemudian malaikat itu
mengusapnya hingga penyakit yang membuat orang jijik padanya lenyap, serta
memberinya warna yang bagus dan kulit yang mulus. Setelah itu malaikat bertanya lagi, ‘Harta apakah yang engkau inginkan?’ Orang itu menjawab, ‘Seekor unta.’ Lalu malaikat itu
memberikan seekor unta betina yang sedang hamil tua seraya berkata, “Semoga
Allah SWT, menganugerahkan berkah-Nya padamu dengan unta ini.’
Kemudian malaikat itu mendatangi orang yang berkepala botak sambil bertanya, ‘Apakah gerangan yang engkau sukai?’
Lelaki itu menjawab, ‘Rambut yang bagus dan kesembuhan dari penyakit yang membuat orang jijik padaku.’ Malaikat itu mengusapnya kemudian berlalu setelah memberinya rambut yang bagus. Lebih lanjut malaikat itu bertanya, ‘Harta apakah yang engkau inginkan?’ Lelakiitu menjawab, ‘Seekor sapi.’ Malaikat itu
memberinya seekor sapi yang sedang bunting seraya berujar, ‘Semoga Allah menganugerahkan berkah-Nya kepadamu dengan seekor sapi ini.’
Setelah itu malaikat tersebut mendatangi orang yang buta dan berkata, ‘Apakah gerangan yang sangat engkau inginkan?’
Lelaki buta menjawab, ‘Allah SWT mengembalikan penglihatanku hingga aku bisa
melihat manusia.’ Malaikat itu mengusapnya dan kembalilah penglihatannya.
Selanjutnya malaikat itu berkata, “Harta apakah yang engkau inginkan?’ Lelaki
itu menjawab, ‘Seekor kambing.’ Malaikat itu mengabulkannya dengan memberikan
seekor kambing yang sedang bunting. Hewan yang ini melahirkan dan yang ini
melahirkan. Akhirnya, orang ini memiliki lahan peternakan unta, orang ini
memiliki lahan peternakan sapi dan orang ini memiliki lahan peternakan kambing.
Setelah itu malaikat mendatangi orang
yang pernah menderita penyakit kusta dengan menyamar sebagai orang tua yang
menderita kusta seraya berkata, ‘Seorang lelaki miskin yang hidup sebatang kara
dalam perjalanan hidupnya. Hari ini ia tidak bisa memohon kepada siapa pun
kecuali Allah SWT kemudian kepadamu. Aku meminta kepadamu apa-apa yang telah
dianugerahkan (Allah SWT) kepadamu, warna yang bagus, kulit yang mulus, dan
harta yang berupa unta untuk kelangsungan hidupku.’ Lelaki itu berkata, ‘Banyak
sekali hak-hak yang kau minta.’ Malaikat itu berkata, ‘Sepertinya aku
mengenalmu. Bukankah engkau dulu juga seorang penderita kusta yang dikucilkan
masyarakat. Saat itu engkau sangat miskin dan kemudian Allah SWT
menganugerahkan kekayaan padamu?’ ‘Harta ini kuwarisi secara turun temurun,’
ujar lelaki itu dengan sombong. ‘Jika engkau berbohong, maka Allah SWT
mengembalikanmu seperti keadaan semula….”
Beliau melanjutkan, “Lalu malaikat itu
mendatangi orang yang pernah menderita kebotakan dangan menyamar sebagai
seorang lelaki botak seperti dirinya. Ia
mengatakan seperti apa yang dikatakannya kepada lelaki yang menderita kusta di
atas. Dan diapun menjawab seperti apa yang dijawab oleh rekannya. Kemudian
malaikat berkata, ‘Jika engkau berbohong, maka Allah SWTakan mengembalikanmu
pada keadaanmu semula…’”
Beliau bersabda, “Setelah itu ia mendatangi
orang yang pernah kehilangan penglihatannya dengan menyamar sebagai lelaki tua
buta dan berkata, ‘Seorang lelaki miskin dan Ibnu Sabil. Dalam perjalanan
hidupku aku tidak lagi memiliki siapa-siapa dan tidak memiliki apa-apa. Hari
ini tidak ada seorangpun yang kuminta, kecuali Allah SWT kemudian kepadamu. Aku
meminta atas nama yang mengembalikan penglihatanmu, seekor kambing guna
kelangsungan hidupku. Lelaki itu berkata, ‘Aku pernah mengalami kebutaan, lalu
Allah SWT mengembalikan penglihatanku seperti sedia kala. Ambilah sesukamu dan tinggalkan
sesukamu. Demi Allah, hari ini aku tidak akan mempersulit segala sesuatu yang
ingin kau ambil, demi Allah. (Yakni aku tidak akan mempersulitmu dengan menolak
sesuatu yang ingin kau minta dan kau ambil). ‘Lalu malaikat itu berkata, “Peliharalah
apa-apa yang kau miliki. Sesungguhnya kalian telah diuji. Sesungguhnya Allah
SWT meridhaimu dan memurkai kedua rekanmu.”...... dst.
Untuk file lengkapnya bisa di unduh disini.
0 Response to "Kisah Islami"
Post a Comment