PERINGATAN ZAMAN AKHIR MENJELANG KIAMAT


PERINGATAN ZAMAN AKHIR MENJELANG KIAMAT


Referensi pihak ketiga

Banyak manusia melupakan akan dekatnya hari akhir, bahkan jauh hari Rasulullah SAW sendiri mengisyaratkan dekatnya hari kiamat dengan dua jari telunjuk dan jari tengah beliau.
Sesungguhnya peringatan-perngatan dan tanda-tanda kiamat sudah banyak yang sudah terbuktikan pada saat ini dan sangat dekat sekali. Dengan ini manusia bisa mengukur jangka waktu dekat dan tidaknya hari akhir ini.

Berkaitan dengan hari akhir ini, Allah Ta’ala berfirman :
فَهَلْ يَنْظُرُوْنَ إلاَّ السَّاعَةَ اَنْ تَأْتِيَهُمْ بَغْتَةً،  فَقَدْ جَآءَ اَشْرَاطُهَا، فَأَنَّى لَهُمْ اِذَا جَاءَ تْهُمْ ذِكْرَاهُمْ ﴿محمد : 18﴾
“Maka tatkala mereka menunggu-nunggu kecuali hari kiamat yang datang kepada mereka dengan tiba-tiba, (dimana) sungguh sudah datang tanda-tandanya. Maka bagaimanakah faedahnya peringatan untuk mereka manakalah kiamat itu datang!”

Berkaitan dengan peringatan zaman akhir ini terdapat dalil-dalil yang pernah Nabi Muhammad SAW katakan. Berikut adalah dalil-dalilnya:
1.       Serba diukur dengan uang
إِذَا كَانَ اٰخِرُ الزَّمَانِ كَانَ قِوَامُ دِيْنِ النًّاسِ وَدُنْيَاهُمُ الدَّرَاهِمَ وَالدَّنَانِيْرِ
“Manakala zaman akhir telah datang; maka ukuran agama dan manusia adalah dirham dan dinar.” (HR. Imam Thabrani)

2.       Keinginan terhadap dunia lebih besar
Semua karena materi. Semua orang mengejar materi, dan itu lebih besar dibandingkan mengejar agama. Dunia materi adalah tujuan dan akhirat dilupakan sebagai tujuan hidup hakiki dan tempat kita kembali.
Saling kejar dan saling mengungguli perihal materi adalah prinsip dan ciri utama mereka. Adanya trik dan intrik yang merembet kepada masalah sosial yang bisa mengakibatkan perang sipil atau perang saudara.
“Kiamat semakin dekat dan keinginan manusia terhadap duniawi semakin bertambah (menjadi-jadi), sedangkan terhadap Allah semakin jauh.” (HR. Imam Hakim, melalui Ibnu Mas’ud ra.)

3.       Uang halal sulit dan saudara tidak bisa dipercaya
Kejahatan demi uang merajalela, dan sudah tidak memperhitungkan lagi bagaimana (dengan cara apapun) materi atau uang tersebut didapat. Bahkan yang menjadi realitas sekarang bagaimana untuk menghalalkan segala cara demi mendapatkan uang.
Dalam hal ini Nabi Muhammad bersabda:
اَقَلُّ مَا يُوْجَدُ فِي آخِرِ الزَّمَانِ دِرْهَمٌ حَلاَلٌ اَوْ اَخٌ يُوثَقَ بِهِ
Yang paling sulit (sedikit) ditemui pada akhir zaman adalah uang yang halal atau saudara yang bisa dipercaya.” (HR. Ibnu Asakir, melalui Ibnu Umar)

Didorong dengan rasa berlomba-lomba keunggulan duniawi dan mencari reputasi dalam hal harta, artinya banyak mereka mempermainkan hal-hal yang halal menjadi haram dan sebaliknya.
Sementara banyak orang yang tega dengan saudara sendiri. Saudara sudah tidak lagi layaknya saudara dan tidak dipercaya lagi. Justru orang lain lebih dapat dipercaya daripada saudara sendiri dengan memakai simbol-simbol mencari saudara yang bukan sedarah dengan istilah nyambung seduluran atau istilah lainnya.

4.       Halal atau haram tidak menjadi prioritas
Maciavelli memiliki prinsip menghalalkan segala cara. Prinsip ini yang kemudian tidak lagi mempermasalahan uang halal atau haram, yang terpenting tercapai.
Dalam hal ini Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Kelak sungguh akan datang menimpa manusia suatu zaman, dimana pada zaman tersebut seseorang tidak memperdulikan lagi harta yang diperoleh; dari hasil yang halal kah atau yang haram.” (HR. Imam Bukhari, melalui Abu Hurairah ra.)

5.       Agama dijual
Agama pada saat itu hanya nama yang dibisniskan, iman hanya menempel seperti baju. Pagi beriman, siang munafik, dan malamnya di tinggalkan (alias kafir). Agama bukan peraduan Ilahi melainkan kepantasan.
Nabi Muhammad berkata:
“Kelak sesudahku, benar-benar umatku akan diselimuti oleh fitnah-fitnah yang seakan-akan seperti gelapnya malam. Di zaman itu pagi hari seseorang dalam keadaan mukmin, sore harinya menjadi kafir, dan banyak kaum menjual agamanya dengan harta duniawi dengan harga sedikit.” (HR. Imam Hakim, melalui Ibnu Umar ra.)

6.       Orang tua diperintah anak, dan budaya salam tidak berlaku

“Diantara tanda-tanda kiamat kelak ialah: manakala seorang lelaki masuk ke masjid, kemudian di dalamnya ia tidak mengerjakan shalat dua rakaat (shalat sunnah tahiyyat masjid). Bilamana seorang laki-laki tidak mengucapkan salam kecuali hanya kepada orang-orang yang ia kenal saja. Serta bilamana anak-anak kecil menjadikan orang yang sudah tua sebaga pesuruh.” (HR. Imam Thabarani melalui Ibnu Mas’ud ra.)

7.       Shadaqah tidak berlaku
Suatu saat masyarakat pada akhirnya akan kaya, tidak membutuhkan bantuan, tidak ada fakir miskin, berkat persaingan segala bidang atau sistem ekonomi bebas dalam era Globalisasi.
Atau tiba saatnya harta sampai nishab, namun tidak menemukan orang yang dijatuhi zakat. Rasulullah SAW bersabda:

“Bersedekahlah kalian, sebab kelak akan datang suatu zaman menimpa kalian, di mana seseorang berjalan membawa sedekahnya, lalu orang yang didatanginya berkata: ‘andaikan engkau mendatangkan kemarin, aku pasti menerima sedekah itu, dan sekarang aku tidak memerlukan sedekah lagi ...’ akhirnya si fulan tidak menemukan orang yang menerima sedekah lagi.” (HR. Imam Syaikhani, melalui Harits Ibnu Wahib ra.)

Pada masa itu harta meledak seperti debu, harta seperti tidak ada kenikmatannya lagi. Harta sudah tidak berarti lagi pencariannya. Mengenai penolakan zakat Rasulullah SAW bersabda:
 "Sesungguhnya kelak akan menimpa kepada manusia suatu zaman dimana zaman itu seorang laki-laki berkeliling membawa zakat berupa emas, tapi ia tidak menemukan seorangpun yang mau menerima zakatnya. Di zaman itu laki-laki akan diikuti oleh 40 wanita yang berlindung kepadanya, sebab terlalu sedikit lelaki dan terlalu banyaknya wanita.” (HR. Bukhari Muslim, melalui Abu Musa ra. secara ittifaq)

Pada saat itu kemungkaran karena kondisi wanita semakin menjadi-jadi. Laki-laki banyak yang terbunuh atau karena hal-hal apa saja yang menyebabkan sedikitnya kaum lelaki. Atau banyak wanita yang dilahirkan dari pada laki-laki, sehingga perbandingannya adalah 40:1. Sekarang sensus dunia menempatkan lebih banyak wanita daripada laki-laki sampai akhirnya menyatakan 40:1. Pun nanti disebutkan dalam hadits mengenai zaman yang para wanitanya seperti telanjang dan sekarang sudah nampak jelas dalam kehidupan kita sehari-hari.

8.       Ilmu agama lenyap, zina, minuman keras, perbandingan wanita dan laki-laki 50/1
Lebih banyak wanita, banyak perzinahan, minuman keras, sementara banyak yang mengejar ilmu duniawi dibandingkan ilmu atau urusa agama.
Rasulullah SAW bersabda:
Dari Anas bin Malik RA. ia berkata, "Maukah kalian aku sampaikan kabar yang aku pernah dengar dari Rasulullah SAW yang tidak ada seorang pun akan memberitahukan kalian kabar itu setelah aku. Aku pernah mendengar dari beliau SAW (bersabda), “Sesungguhnya termasuk tanda-tanda hari kiamat adalah ilmu agama dicabut, kebodohan (dalam ilmu agama) mulai tampak, perzinahan menyebar, banyak minum minuman keras, lelaki banyak yang hilang (mati), kaum wanita tetap, hingga ada 50 wanita yang dilindungi seorang lelaki.” (HR. Imam Syaikhani, melalui Anas ra.)

Potret-potret sosial di atas sudah banyak disekeliling kita. Ragamnya bencana dan bentuk-bentuk kenakalan tidak terbendung lagi. Kerusakan terus melanda bak gelombang lautan menghantam cadas-cadas yang merusak sisi kanan dan kiri.
Adapun masalah ilmu agama diangkat adalah terangkatnya para ulama besar (meninggal). Pertama ilmu agama yang musnah adalah ilmu faraid (pembagian harta waris).

1.       Banyak fitnah
Fitnah ialah suatu perkara yang menimbulkan lupanya manusia terhadap Allah SWT. Termasuk istri atau anak; istri atau anak merupakan tanggungjawab suami, kalau seorang suami dalam menunaikan tanggungjawab lupa akan Allah, maka istri atau anak itu adalah fitnah.
Nabi SAW bersabda:
“Kelak akan terjadi banyak fitnah; pada zaman itu orang duduk lebih baik daripada orang berdiri, orang yang berdiri lebih baik dari pada orang yang berjalan, orang yang berjalan lebih baik dari pada orang yang berlari.” (HR. Abu Hurairah ra.)

2.       Islam Hanya Sebutan, Qur’an Hanya di Baca, Masjid Tidak Untuk Berdzikir, Ulama Menimbulkan Fitnah.
“Akan datang suatu zaman, dimana Islam hanya menjadi sebutan saja, Al-Qur’an hanya dibaca saja, mereka memang meramaikan masjid, tapi masjid itu sendiri sunyi dari dzikir menyebut asma Allah. Orang-orang yang paling buruk dizaman itu adalah ulama’nya. Karena dari mereka muncul fitnah, dan fitnah itu kembali kepada mereka pula, dan mereka inilah yang tersebut merupakan tanda-tanda hari kiamat.” (Hadits melalui Ali Bin Abi Thalib ra.; sumber dari Zubdatul Waa’idziin)

Rasulullah SAW bersabda:
Tidak akan terjadi kiamat sebelum banyak terjadi haraj. Para sahabat bertanya: Apa itu haraj, ya Rasul! Jawab Rasulullah SAW: pembunuhan-pembunuhan.” (HR. Imam Muslim, melalui Abu Hurairah)

3.       Jual Beli Tidak Laku, Jarang Hujan, Ghibah, Riba, Anak-Anak Berzina, Syi’ar Kemungkaran Lebih Besar.
Jual Beli Tidak Laku. Pada saat itu, semua lapisan masyarakat serba memiliki. Tidak perlu jauh-jauh pergi kepasar meskipun masih terdapat pasar tradisional. Hal ini dikarenakan dipinggir jalan saja semua bisa diperoleh. Barang setingkat sepeda motor bahkan setingkat mobil pun banyak yang sudah di jajakan di jalan-jalan. Kredit semakin menjamur. Dalam ilmu perdagangan kredit bukanlah hal yang riba, tetapi akad sewa menyewa, sebab barang bisa diambil sewaktu-waktu bila tidak memenuhi syarat. Mereka tidak menjual kepada si A, melalinkan menyewakan kepada si A.
Berkat kecanggihan era globalisasi dan teknologi telah membuat orang enggan ke pasar, melainkan dari rumah saja barang bisa datang sendiri, dan terbukti hari ini dengan adanya layanan online yang semakin menjamur. Setingkat Ibu kepala desa saja merasa enggan pergi kepasar desa tetangganya.
Jarang hujan. Musim hujan tidak jatuh pada masa kebiasaan tahun-tahun yang lalu. Musim sudah berbalik, tidak waktunya musim penghujan, malah hujan turun. Akan tetapi ketika musim hujan sudah tiba, justru hujan tidak kunjung turun. Semua diakibatkan karena adanya ketidakseimbangan anatara alam dan yang menempati alam.
Ghibah. Ghibah adalah mengumpat pada orang lain yang tidak di sukai maupun yang di sukai orang tersebut jika yang dikatakan ada pada diri orang tersebut. Jika yang dikatakan itu tidak ada, maka artinya adalah ia menuduh orang tersebut atau bahkan saudara kita sendiri.
Riba. Riba sudah menjamur dilingkungan tempat kita tinggal. Dan bahkan pelaku Riba ini banyak kita temui oleh orang Islam sendiri. Banyak orang bekerja dengan membisniskan riba, sebab tidak melelahkan dan hasilnya sangat memuaskan. Riba ibarat makanan halal dan tidak perlu lagi memakannya.
Nabi Muhammad berpesan akan bahayanya riba:
“Riba itu memiliki sebanyak 73 pintu dosa, dan dosa yang paling ringan adalah ibarat seorang laki-laki memperkosa ibunya sendiri.” (HR. Imam Hakim, melalui Abdullah bin Mas’ud ra.)
Nabi Muhammad SAW juga bersabda:
“Bagian riba itu dosanya lebih besar disisi Allah SWT dari pada 33 kali melakukan perbuatan zina yang di lakukan oleh anak laki-laki sezaman Islam.”

Anak-anak berzina. Banyak anak ingusan yang sudah pandai berzina. Pada masa sekarang banyak terdapat kasus-kasus pemerkosaan dibawah umur, pelecehan seksual pada anak-anak. Bahkan jauh daripada itu, berita-berita mengenai perzinahan anak dibawah umur sekarang sudah menjamur.
Syiar kemungkaran lebih besar. Suatu hal yang menarik dan sering kita dengar dari para ulama yakni: “Tuntunan sudah menjadi tontonan, sedangkan tontonan telah menjadi tuntunan.” Maksudnya adalah Agama sudah dianggap hal yang sudah tidak menarik lagi untuk dipelajari dan di ikuti dan bahkan ppentas-pentas musik sekarang telah menjadi tuntunan dan pegangan hidup. Agama dan kebaikan di ibaratkan seperti bara api, yang akan terbakar bila menyentuhnya apalagi mempelajarinya. Sedangkan banyak orang rela berdiri dan bangga dibelakang kemungkaran.
Dalam hal ini Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Hari kiamat itu memiliki beberapa gejala-gejala; mulai tampak tidak laku jual beli di pasar, hujan sedikit beserta tumbuh-tumbuhannya, ghibah tersebar luas, mamakan riba, anak-anak berzina berkeliaran, orang berharta diagung-agungkan, suara fasiq yang lantang di masjid-masjid, dan para penyebar kemungkaran lebih menonjol daripada pengantar kebajikan.” (sumber: Kitab Tanbihul Ghaafiliin)

Mereka dimuliakan karena harta, mereka yang bersuara lantang berani dalam masjid, masjid sudah menjadi ajang tidak untuk berdzikir, melainkan untuk main atau pameran sekalipun untuk kepentingan agama, katanya.

4.       Harta dihalalkan. Amanah terabaikan, Zakat dibisniskan, Belajar tanpa agama, Laki-laki patuh pada wanita, Durhaka dan mereka dihormati karena kejahatannya.
Harta dihalalkan. Harta akan mudah diperoleh, entah darimana asalnya, apakah dari jalan hala atau haram, yang penting berharta. Kondisi seperti ini dikarenakan terlalu meluapnya orang kaya dan tidak berharganya harta dimata tingkatan sosial.
Amanah terabaikan. Amanah yang seharusnya dipegang erat diperlakukan seperti pencarian harta. Kalau menguntungkan akan dirangkul kalau sebaliknya akan ditinggalkan. Tidak ada istilah memegang amanah sekuat-kuatnya, melainkan hanya dengan prinsip untung-rugi.
Zakat dibisniskan. Zakat pada saat itu akan ditasarufkan[1] seperti bisnis, misalnya di pinjamkan kepada orang, lalu dilebihkan dalam tempo tertentu. Hal ini dikarenakan sudah tidak karuan lebihnya, sehingga mereka yang menerima zakat sudah sangat sedikit sekali.
Belajar tanpa agama. Belajar agama sudah tidak menjadi prioritas utama. Para pelajar lebih condong pada pelajaran umum yang mempertimbangkan dunia, harta, nama dan jabatan. Seseorang akan lebih bangga di panggil dengan si “ini” si “itu”. Agama menurut mereka tidak lain adalah sebuah dogma semacam mitos kuno yang tidak memiliki masa depan, tidak berkembang, tidak bisa diganggu dan melemahkan gerak hidup.
Laki-laki patuh pada wanita. Pada masa ini, banyak kaum adam yang tunduk dan patuh terhadap hawa. Mereka tunduk pada wanita, dipermainkan wanita. Hal ini disebabkan laki-laki meletakkan kecondongan kepada wanita 100%, yang mengakibatkan kaum wanita lebih mudah mempermainkan laki-laki. Dimana seharusnya lelaki menjadi imam, pembimbing malah justru sebaliknya. Jika demikian terjadi, maka tunggulah kehancuran yang begitu dekat, sebab seorang lelaki yang tunduk pada wanita saja merupakan kehancuran pertama.
Nabi Muhamma d SAW bersabda:
“Taat pada wanita adalah penyesalan”.(HR. Ibnu Asakir, melalui Sayyidah Aisyah ra.)
Durhaka Pada Ibu
Durhaka pada ibu, menentang atau melawan kepada ibu, dan bahkan sempat beredar berita dimedia seorang anak memperkosa ibunya sendiri, sungguh perbutan yang dilaknat Allah SWT. Berkaitan dengan ini Rasulullah SAW pernah ditanya sahabat tentang mana yang didahulukan antara ayah dan ibu, Rasulullah SAW pun menjawab dengan “ibumu, ibumu, ibumu”. Seorang ibu mendapat tempat yang spesial di dalam pandangan Rasulullah SAW dan Allah SWT.
Selain itu, anak-anak juga jauh dari orang tuanya dan lebih dekat dengan teman-temannya. Banyak seorang anak yang tumbuh dan kembangnya dipengaruhi oleh faktor lingkungan daripada faktor keluarga.  Kondisi dimana keluarga adalah madrasah pertama bagi anak sudah sangat jarang sekali terdengar dan pendidikan liar lebih banyak dikonsumsi.
Pada poin ini berawal dari faktor orang tua. Kerusakan anak adalah akibat dari kelalaian orang tua itu sendiri yang mengakibatkan seorang anak mencari penyejuk dengan temannya. Secara psikis, masalah perkembangan mental anak, terdapat hukum naluri anak-anak untuk berkomunikasi dengan temannya. Seorang teman sudah dianggap sudah berjasa dalam hidupnya bukannya orang tua yang berada dirumah dan mendampinginya. Akhirnya muncullah pergaulan bebas dan perlakuan yang tidak sesuai dengan norma-norma sosial dan agama.
Suasana dan keadaan seperti terebut di atas adalah undangan resmi akan kedatangan hari kiamat.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
Apabila harta orang-orang kafir dihalalkan tanpa melalui jalan perang yang dibagi secara bergiliran, amanah dijadikan seperti harta rampasan, zakat dijadikan sebagai harta pinjaman, belajar tidak untuk kepentingan agama, laki-laki tunduk kepada istrinya, durhaka kepada ibunya, lebih dekat kepada teman dan jauh kepada ayahnya, suara-suara dimasjid semakin keras, para pemimpin terpilih dari orang-orang fasiq, orang-orang dimuliakan dan ditakuti karena kejahatan dan kedzalimannya, dan bukan dimuliakan karena takut siksa Allah; bahwa semua ini adalah tanda-tanda hari kiamat.”

5.       Teknologi dijunjung dan prostitusi terang-terangan
Ilmu pengetahuan semakin jaya, mampu menciptakan ini dan itu berkat teknoogi. Bahkan telah dan mampu menciptakan cloning yang sementara diujikan kepada hewan, dimana cloning dimulai dengan hanya bagian terkecil dari hewan yang sudah mati atau masih hidup. Semuanya berkat kecanggihan teknologi. Dan besar kemungkinan suatu saat akan diujikan kepada manusia dan bahkan bisa menghidupkan orang yang sudah mati.
Kecanggihan teknologi telah menghipnotis akal manusia untuk menghambakan diri, sedangkan di sisi lain agama sangat merosot.
Disisi lain, prostitusi sudah menjamur dan dilakukan ditempat-tempat umum bahkan di pingggir jalan. Tempat-tempat prostitusi dilegalkan pada hampir di tiap-tiap kota. Berkaitan dengan ini Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Sesungguhnya tanda-tanda akan datangnya hari kiamat ialah dipuja-pujanya ilmu pengetahun tetapi kebodohan tetap merajalela, arak diminum, prostitusi terang-terangan, dan jumlah wanita lebih banyak dibandingkan pria.” (Al-Hadits)



[1]

Post a Comment

0 Comments