Futuhul Ghaib Risalah Keenampuluh Delapan : Rahmat Allah

Risalah Ke-68
Rahmat Allah


Referensi pihak ketiga


Dalam risalahnya yang keenampuluh delapan ini, beliau Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani berkata:
Bila Allah mengabulkan doa hambanya dan memberi apa yang diminta sang hamba, maka itu tujuaNya sendiri. Agar tak terpatahkan dan Dia mengetahui sebelumnya. Disamping itu, doa sang hamba yang dipanjatkan dan terkabulkan tersebut karena kehendak Allah yang memang terjadi disaat itu. Atau dengan kata lain, sejak awal Allah telah menakdirkan agar si hamba berdoa dan disaat itu doanya terkabulkan. Inilah yang telah dikatakan oleh para ulama dalam menerangkan firman Allah: “Setiap saat, Dia dalam kesibukan.”
Hal yang demikian ini bahwa Allah memberi karunia pada saat-saat yang telah ditentukan, jauh sebelumnya. Berarti Allah memberi karunia pada hambaNya bukan bergantung pada doa yang dipanjatkan sang hamba, namun karena sudah merupakan takdirNya. Begitu pula jika doa itu tak dikabulkan (ditangguhka) ini  pun semata-mata karena takdirNya, yang tertulis sejak awal. Nabi SAW sendiri bersabda : “Takdir tak bisa dihindari kecuali dengan doa tertentu.” Jika tak seorang pun masuk surga hanya karena amal-amal shalihnya semata, namun melalui kasih sayangNya, kemudian kedudukan hamba Allah di surga itu ditentukan oleh amal perbuatannya.
Diriwayatkan, pernah suatu ketika Aisyah (istri Nabi Muhammad SAW) bertanya kepada Rasulullah SAW, “Apakah seseorang masuk surga disebabkan amal-amalnya?” Rasulullah menjawab: “Tidak, tetapi dengan kasih sayang Allah.” Manakala menjawab pertayaan pertanyaan itu, Nabi meletakkan tangannya di atas kepalanya.
Dia melakukan hal yang demikian ini untuk menunjukkan bahwa tak ada seorang pun yang mempunyai hak dan kewenangan dalam menentang Tuhan. Dan Allah pun tak harus memenuhi janji. Tapi Dia mempunyai Kuasa dan Kehendak, menyiksa hamba yang dikehendakiNya, mengampuni hamba yang dikasihiNya, memberi karunia nikmat bagi yang dikehendakiNya. Allah itu Maha Kuasa atas segala-galanya.
Allah Yang Kuasa atas segala-galaya. Ia tak ditanya atas kehendakNya, bahkan Dialah yang akan bertanya tentang kehendak dan tindakan hambaNya. Allah memberi rizki dan kenikmatan bagi hambaNya dan mencabut rizki pada hambaNya dikehendaki pula. Itulah Allah, segala yang ada ialah menjadi milikNya Allah semata. Dalam al-Qur’an ditanyakan : Adakah penciptaan selain Allah? Adakah Tuhan selain Allah? Dan tahukah engkau, adakah yang menyamaiNya? Allah berfirman yang artinya:
“Katakanlah, Ya Allah yang memiliki kerajaan. Engkau berikan kerajaan kepada siapa saja yang Engkau kehendaki dan Kau cabut kerajaan dari siapa saja yang Kau kehendaki, dan Engkau muliakan siapa saja yang Kau kehendaki, dan Engkau hinakan siapa saja yang Kau kehendaki. DitanganMulah segala kebaikan; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Ali Imran : 26) 

Post a Comment

0 Comments