Futuhul Ghaib Risalah Keenampuluh : Bidayah dan Nihayah

Risalah Ke-60
Bidayah dan Nihayah


Referensi pihak ketiga

Dalam risalahnya yang keenampuluh ini, beliau Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani berkata:
Ketahuilah bahwa awal kehidupan ruhani itu berupa keadaan terlepasnya dari kedirian, keberadaan dalam arena hukum, dan kembali kepada kedirian setelah mampu melindungi hukum. Lepas dari kedirian (misalnya kebutuhan makan, minum, berpakaian, menikah, tempat tinggal, dan kecenderungan lain), dan masuklah ke dalam hukum. Ikutilah al-Qur’an dan Hadits Nabi sebagaimana difirmankan:
Artinya: “Katakanlah (wahai Muhammad) : jika kamu menyintai Allah, ikutilah Aku, pasti Allah mengasihi kamu dan mengampuni dosamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Penyayang.” (QS. Ali Imran : 31)
Jika engkau berhasil melepaskan dirimu dari sifat manusiawi dan nafsu-nafsu, tidak patuh kepada keinginan duniawi, baik secara lahiriah maupun batiniah; maka yang ada padamu hanyalah ke-Esaan Allah. Hal yang demikian itu kemudian menjadi sikap, pakaian, gerak dan diammu. Baik dikala siang atau malam hari, dalam perjalanan atau di rumah, pada keadaan susah atau senang.
Jika sudah demikian maka engkau akan dibawa, diantar ke lembahNya dan segala gerak dan kehendakmu atas kemauan Allah, atas dorongan bisikan ilham dalam batinmu.
Berusahalah engkau melepaskan ruhaniahmu (jiwamu) dari segala upaya, dari segala perjuangan dan dari segala kekuatanmu. Niscaya engkau mendapatkan suatu hukum yang lestari. Engkau mendapatkan perlindungan dari keselamatan. Engkau akan tetap teguh berjalan menapaki syariat Allah tanpa keluar dari jalur yang lurus. Allah Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya telah Kami turunkan pengingat dan sesungguhnya Kami yang menjaganya.”
Semoga Allah melindungimu dan menyertaimu, sehingga engkau bisa menghadap kepada Allah dengan kasihNya.

Post a Comment

0 Comments