Futuhul Ghaib Risalah Keenampuluh Lima: Mengenai Keraguan dan Keimanan


Risalah Ke-65
Mengenai Keraguan dan Keimanan

Referensi pihak ketiga

Dalam risalahnya yang keenampuluh lima ini, beliau Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani berkata:
Mungkin dalam hati bertanya mengapa tak boleh meminta kepada orang lain, dan diperintahkan untuk minta kepada Allah saja, tapi permohonan doa tidak dikabulkan. Karena belum diterima doamu itu kemudian engkau marah.
Wahai orang yang ragu! Bebas atau terikatkah engkau? Bila engkau menganggap dirimu bebas, berarti engkau tak beriman. Jika engkau mengganggap seorang budak, maka kubertanya, salahkah Tuhan menunda permohonaan doamu? Apakah engkau mempunyai keraguan tentang kebijaksanaanNya dan rahmatNya kepadamu serta kepada yang lain? Apakah engkau menyalahkanNya? Bila engkau menyalahkanNya dan menerima kebijaksanaanNya atas doamu yang belum terjawab, maka hendaknya engkau bersyukur kepadaNya. Sesungguhnya Dia telah mimilihkan sesuatu yang terbaik untukmu.
Namun jika engkau menyalahkan Dia karena doamu yang belum terkabulkan itu berarti engkau orang yang tak beriman. Sebab engkau menisbahkan bahwa Dia itu tak adil, bukankah mustahil jika Allah itu tak adil? Ingatlah! Dia itu pemilikmu, pemilik dan yang mempunyai segalanya. Maka tentu saja sifat tak adil itu tak ada padaNya, Dia selalu adil.
Oleh sebab itu, jangan kesal terhadap Allah walaupun kehendakNya yang menjelma melalui dirimu tidak kau sukai. Jangan kesal, meskipun itu secara jasmani merugikanmu. Tapi engkau tetap wajib untuk bersyukur kepadaNya, wajib engkau bersabar dan ikhlas terhadap sesuatu yang telah kau terima. Jika dalam hatimu masih ada kekesalan dan pembangkangan, maka harus engkau lenyapkan, campakkan dan bersihkan dari benakmu.
Bagimu wajib untuk selalu berdoa, tetap berbaik sangka kepadaNya, menanti saat-saat yang baik tentang janjiNya. Tunjukkanlah sikapmu yang baik kepada Allah. Sesuaikan hidupmu dengan perintahNya. Senantiasalah engkau mengesakanNya. Jangan menunda pelaksanaan perintahNya, segera amalkan. Jauhkanlah dirimu dari hal-hal yang dilarang.
Lebih baik engkau menyalahkan dirimu sendiri yang banyak berbuat kekejian dan kejahatan, daripada engku berburuk sangka kepada Allah. Nisbahkanlah dirimu yang tak adil, sebab dirimulah yang tak adil. Takutlah kepada Allah, takutlah kepadaNya. Waspadalah dan tetap waspada. Kutuklah dirimu sendiri yang tidak adil, bacakanlah firman Allah kepada dirimu sendiri:
Artinya: “Adakah Allah akan berbuat untuk menyiksamu, jika dirimu bersyukur dan beriman? Allah menerima kasih, lagi Maha Mengethui.” (QS. An Nisa : 147)
Artinya : “Sesungguhnya Allah tiada menganiaya manusia sedikitpun, tetapi manusia sendirilah yang menganiaya diriya sendiri.” (QS. Yunus : 44)
Bacakanlah untuk dirimu kata-kata firman tersebut, serta ayat-ayat lain dan tentang sabda Nabi pula. Agar engkau mempunyai dorongan untuk memerangi dirimu sendiri demi Allah. Jadilah pemimpin tentara jiwamu untuk menghancurkan musuh-musuh Allah.

Post a Comment

0 Comments