Futuhul Ghaib Risalah Keenampuluh Empat: Mati Tanpa Kehidupan dan Hidup Tanpa Kematian


Risalah Ke-64
Mati Tanpa Kehidupan dan Hidup Tanpa Kematian


Referensi pihak ketiga

Dalam risalahnya yang keenampuluh empat ini, beliau Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani berkata:
Suatu hari ada masalah yang membuat benakku jadi terusik. Jiwaku tertindih dan tertekan. Lalu aku berkata, “Aku menginginkan kematian, yang di dalamnya tiada kehidupan. Dan kehidupan yang di dalamnya tak terdapat kematian.”
“Kematian apa yang kamu maksudkan, bahwa kematian yang di dalamnya tak ada kehidupan, dan kehidupan yang di dalamnya tak ada kematian?” aku ditanya demikian.
“Ketahuilah bahwa kematian yang di dalamnya tak ada kehidupan ialah kematianku dari sesama manusia, dengan demikian aku tak bisa melihat manfaat dan mudharat mereka. Juga kematianku dari diriku, dari segala keinginanku, dari tujuan dan maksudku tentang duniawi dan kematian atas tujuanku tentang akhirat, sehingga aku tidak berada di dalam semua ini. Sedangkan kehidupan yang tak memiliki kematian ialah kehidupanku dengan kehendak Allah, sehingga aku tidak berada di dalamnya, dan kematianku di dalamnya ialah keberadaanku denganNya. Karena aku telah mengerti, maka hal ini adalah menjadi tujuanku yang paling mulia.” Demikian jawabanku atas pertanyaan tersebut.

Post a Comment

0 Comments