Risalah Ke-33
Mengenai Empat Macam Manusia
Dalam riwayatnya yang
ketigapuluh tiga ini, Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani berkata:
Ketahuilah, sesungguhnya ada empat jenis manusia. Jenis pertama
ialah, manusia yang tak berlidah dan tak berhati. Golongan atau
jenis manusia ini termasuk manusia kebanyakan, yang bodoh dan hina. Mereka ini
tak pernah ingat kepada Allah. Dalam diri mereka sama sekali tidak ada
kebaikan. Mereka laksana sekam yang tak mempunyai bobot berat apabila Allah tak
mengasihinya, membimbing kepada keimanan. Hati-hati dan waspadalah, jangan
sampai dirimu menjadi seperti mereka. Sebab mereka adalah golongan manusia
sengsara yang mendapat murka Allah. Mereka calon penghuni-penghuni neraka. Marilahkita
berlindung kepada Allah dari mereka.
Hiasilah dirimu degan ma’rifat. Jadilah pembimbing
ke jalan kebenaran, ke jalan agama dan pemimpinnya dan penyerunya. Ingat! Suatu
saat engkau pasti mendatangi dan mendekatinya, dengan tujuan mengajak mereka
pada jalan Allah, memperingatkan mereka untuk taat kepada Allah. Kemudian menyadarkan
mereka dari dosa-dosa yang terlanjur diperbuat agar segera bertaubat. Dengan demikian
engkau telah menjadi pejuang di jalan Allah. Perilakumu dan amal dakwahmu akan
dibalas olehNya dengan pahala; sebagaimana para Nabi dan utusan Allah. Dalam sebuah
hadits diriwayatkan bahwasanya Rasulullah SAW pernah berkata kepada Ali ra. :
“Apabila Allah membimbing seseorang melalui pembimbingmu atasnya, maka adalah lebih baik bagimu daripada tempat matahari terbit.”
Jenis manusia yang kedua, ialah dari golongan
mereka yang berlidah tetapi tak berhati. Orang-orang yang
dianggap mempunyai lidah tetapi tak punya hati seringkali berbicara sebagai
orang bijak, tetapi perbuatannya tidak bijak sama sekali. Mereka getol menyeru
orang untuk berbuat taat, tetapi mereka sendiri jauh dariNya. Mereka jijik
terhadap noda orang lain, tak tahunya mereka sendiri yang tenggelam berlumur
dosa. Kesalihannya ditunjuk-tunjukkan kepada orang lain, namun pada dasarnya ia
sendirilah yang banyak berbuat dosa terhadap Allah. Bila sendirian, mereka ini
laksana serigala yang berbusana. Terhadap orang-orang jenis yang demikian ini,
Rasulullah SAW memperingatkan dalam sabdanya:
“Hal yang mesti ditakuti, yang aku takuti dan ditakuti pula oleh pengikut-pengikutku, ialah orang yang berilmu tetapi jahat.”
Marilah kita berlindung kepada Allah dari orang-orang
golongan ini. Oleh sebab itu, hendaknya engkau selalu menjahui mereka, agar
engkau tak terseret oleh lidahnya yang manis, namun dosanya aka membakarmu, dan
kebusukan hatinya akan membinasakanmu.
Jenis atau manusia golongan ketiga, ialah mereka yang
mempunyai hati, tetapi tidak mempunyai lidah. Manusia yang masuk
dalam golongan ini termasuk jenis hamba yang beruntung. Mereka ini mendapatkan
pengetahuan tentang noda-nodanya sendiri, mencerahkan hatinya dan menyadarkan
nuraninya sendiri dan ia suka memisahkan dari pergaulan manusia atau kalau
bergaul ia senantiasa berhati-hati dalam menjaga lisannya. Ia sangat takut
dengan kekejian pembicaraan. Orang demikian ini yakin bahwa keselamatannya
berada pada sikapnya yang diam (mengekang lidahnya). Anggapan dan pendirian
yang demikian ini tidak berlebihan, justru sejalan dengan sabda Rasulullah SAW :
“Barangsiapa senantiasa diam, maka ia akan mendapatkan keselamatan. Sesungguhnya pengabdian kepada Allah terdiri atas sepuluh bagian yang sembilan bagian ialah periaku diam yang dilakukannya.”
Ketahuilah bahwa mereka yang mempunyai hati tapi tak
berlidah, termasuk wali Allah (kekasih Allah). Mereka ini memiliki pengetahuan
rahasia tentang Allah. Mereka mendapat perlindungan dari Allah, memiliki
keselamatan dan banyak pengetahuannya. Allah merahmati mereka dalam segala
kebaikan. Oleh sebab itu hendaknya engkau bersama orang-orang golongan ini,
cintailah ia dengan memenuhi kebutuhan yang dirasakannya, kemudian berilah ia
hal-hal yang menyenangkan batinnya. Jika engkau mau melakukan hal yang demikian,
pastilah Allah akan mencintaimu, memilihmu dan memasukkanmu ke dalam golongan
orang-orang ini.
Golongan keempat, ialah golongan manusia yang
diundang ke dunia ghaib, yang mendapatkan perhiasan kemuliaan.
“Barangsiapa mengetahui dan bertindak berdasarkan pengetahuannya dan memberikannya kepada orang lain, maka ia diundang kedunia ghaib dan menjadi mulia.”
Orang yang termasuk dalam golongan ini memiliki
pengetahuan tentang Allah, tentang tanda-tandaNya dan rahasiaNya. Hatinya menjadi
gudang penyimpan pengetahuan tentang Ketuhanan. Allah memberi anugerah berupa
rahasia-rahasia yang disembunyikan Allah terhadap hamba-hamba lain.
Allah mendekatkan orang-orang ini kepadaNya, memberi
bimbingan dan memperluas hatinya agar bisa menerima rahasia-rahasia serta
pengetahuan-pengetahuan tersebut. Kemudian manusia dalam golongan ini
dinobatkan sebagai pesuruhNya untuk penyeru dan pengingat manusia-manusia lain
yang berbuat maksiat. Mereka ini menjadi perantara hamba dengan Allah. Oleh sebab
itu golongan ini patut dijuluki shiddiqin dan saksi kebenaran, wakil para nabi
dan utusannya.
Sesungguhnya manusia dalam golongan ini termasuk puncak
dari umat manusia. Maqam di atas golongan ini ialah tingkatan maqam Nabi. Berarti
maqamnya berada pada urutan kedua setelah maqam para nabi.
Terhadap manusia dalam golongan ini, hendaknya engkau
berhati-hati, itu wajib bagimu! Hati-hati dan menjaga diri agar jangan
sekali-kali memusuhinya, jangan sekali-kali menjahuinya dan mengejek dengan
ucapan-ucapan yang buruk. Sesungguhnya keselamatan terletak pada ucapan dan
kebersamaan dengan orang golongan ini.
Demikianlah, telah kujelaskan kepadamu tentang empat
golongan manusia sekarang koreksi dirimu sendiri apabila engkau mempunyai mata
hati yang tajam. Selamatkanlah dirimu dengan sinarnya, jika kau ingin sekali
menyelamatkan dan mencintainya. Semoga Allah membimbing kita kepada yang
dicintainya di dunia dan akhirat.
0 Comments