Futuhul Ghaib Risalah Ketigapuluh Dua: Menghilangkan Segala Sesuatu Yang Mengahalangi Untuk Mahabbah Kepada Allah

Risalah Ke-32
Menghilangkan Segala Sesuatu Yang Menghalangi Untuk Mahabbah Kepada Allah

Referensi pihak ketiga

Dalam wasiatnya yang ketigapuluh dua ini, beliau Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani berkata:
Sesungguhnya engkau sering mengatakan suatu anggapan yang sebenarnya tak layak (dikatakan). Misalnya engkau sering mengatakan demikian: “Siapapun yang kucintai, cintaku kepadanya tak akan abadi. Perpisahan akan memisahkannya, baik melalui ketidakhadiran, kematian, permusuhan, kebinasaan, atau dengan lenyapnya kekayaan.”
Apakah engkau tidak menyadari wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya mereka – yang kau cintai – Allah menganugerahkan karuniaNya kepada mereka, memperhatikan mereka, dan yang memberi rahmatNya. Maka jika engkau berkata demikian atas sesama manusia, maka akan menimbulkan kecemburuan Alah. Mengapa engkau ingin menjadi milik yang lain, milik selain Allah? Apakah engkau tidak mendengar firman Allah demikian:
“Wahai orang yang beriman, barangsiapa yang murtad (kembali) diantara kamu dari agamanya (Islam), nanti Allah akan mendatangkan satu kaum, Allah mencintai mereka dan mereka mencintai Allah, mereka lemah lembut terhadap orang-orang beriman dan keras terhadap orang-orang kafir; mereka berjuang pada jalan Allah dan tidak takut akan cerca-mencerca. Demikian itu karunia Allah, diberikanNya kepada siapa saja yang dikehendakiNya. Allah luas (karuniaNya) lagi Mengetahui.” (QS. Al Maidah: 54)
Atau tidakkah pernah kau dengar tentang sabda Rasulullah SAW demikian ini:
“Apabila Allah mencintai seorang hamba, maka Ia mengujinya: bila ia sabar, maka Ia memeliharanya.” Ia ditanya oleh para sahabat, “Ya Rasul, bagaimana cara pemeliharaanNya?” Ia menjawab: “Allah menyisihkan baginya kekayaan atau anak.”
Oleh sebab itulah orang-orang yang dicintai Allah seringkali diuji dengan kebinasaan harta dan anak. Hal ini karena kekayaan atau anak yang mereka cintai membuat cintanya kepada Allah berkurang (terbagi). Hal yang demikian ini, Allah menjadi cemburu. Ia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Lalu anak dan kekayaan dibinasakan olehNya, hal ini untuk menguasai hati si hamba (yang dikasihiNya) demi diriNya sendiri. Maka benarlah firman Allah dan terbukti: “Ia akan mencintai mereka dan mereka akan mencintaiNya.”
Dengan demikian maka hati hamba (yang dikasihi) itu menjadi bersih dari segala cinta, selain kepada Allah saja. Bersih dari kecintaan terhadap berhala-berhala, anak-anak dan istri-istrinya. Hati orang yang mendapat hidayah ini akhirnya bagaikan bejana yang bocor bagian bawahnya. Bejana yang bocor tak akan mampu menampung air sedikit pun. Tak ada sesuatu pun yang mampu mendekati hatinya. Anak, istri, jabatan, harta kekayaan dan daya tafsir tak akan mampu merusak hatinya yang sudah bersih dari semua kesenangan. Orang-orang yang demikian inilah yang akan dimuliakan Allah, yang akan menjadi penjaga dan pelindung serta pengantar ummat dalam menempuh kehidupan di dunia maupun akhirat.

Post a Comment

0 Comments