Risalah Ke-29
Fakir Mendekatkan Pada Kekafiran
Dalam wasiatnya yang keduapuluh sembilan ini, beliau
Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani berkata:
Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW telah bersabda:
“Kemiskinan (akan) mendekatkan kepada kekufuran.”
Akan tetapi bagi hamba Allah yang beriman dan memasrahkan
segala urusan kepadaNya, maka ia akan diberi kemudahan olehNya. Mereka memiliki
keyakinan yang teguh bahwa segala sesuatu yang datang kepadanya akan sampai
kepadanya, dan segala sesuatu yang tak tercapai, maka tak akan mungkin datang
kepadanya. Orang-orang yang beriman dan menyandarkan diri serta segala urusan
kepada takdirNya karena berlandaskan pada firman Allah:
“Dan (Allah) akan memberinya rizki dengan tiada terkira. Barangsiapa yang menyerahkan kepada Allah, maka Allah akan mencukupkannya (memeliharany). Sesungguhnya Allah menyampaikan (melangsungkan) urusanNya. Sesungguhnya Allah mengadakan kadar (aturan yang tertentu) bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. At-Thalaq : 3)
Demikianlah, apabila orang-orang beriman itu mendapatkan
kemudahan dan kesenangan maka akan ingat terhadap ayat tersebut di atas. Namun,
jika ia diuji oleh Allah, tak putus-putusnya berdoa atas ujian tersebut. Akan
tetapi bila Allah terus menguji berupa kemiskinan dan musibah, dan doa mereka
tak dikabulkannya, maka berlakulah sabda Nabi yang berbunyi bahwa kemiskinan itu
mendekatkan pada kekufuran.
Tentu saja Allah Ta’ala bermurah hati kepada orang-orang
yang telah mendapatkan ujian dan cobaan. Tak selamanya orang beriman berada
dalam musibah dan ujian. Allah kemudian mencabut segala yang merundung hamba
ini, segala yang menjadi kesuiltan dan musibahnya. Allah menggantikan dengan
kesenangan serta daya (dorongan) untuk bersyukur dan memuji Allah, sampai ia
menghadapNya.
Akan tetapi jika Allah terus mengujinya dan membuat ketat
musibah itu, lalu si hamba berputus asa; lemah imannya bahkan menjadi kafir. Tentu
saja si hamba ini kemudian menjadi kafir, menuduh dan menyalahkan Allah atas
takdirNya. Mengingkari ayat-ayat, yang akhirnya mati dalam keadaan tak beriman.
Tentang orang-orang yang demikian ini, Nabi SAW bersabda:
“Sesungguhnya orang yang paling sengsara, pada hari Kiamat, ialah orang yang telah diberi kemiskinan oleh Allah di dunia ini, dan disiksa di akhirat. Kami berlindung kepada Allah dari hal-hal yang demikian itu.”
Kemiskinan yang telah disinggung dalam sabda Rasulullah di
atas adalah suatu jenis kemiskinan yang membuat manusia menjadi lupa kepada
Allah, menyalahkan takdirNya dan kemudian menjadi ingkar. Oleh sebab itu, maka
Nabi berlindung kepadaNya, yang telah dijadikan pilihanNya dan pengganti para Nabi-Nya,
dan dijadikan sebagai pemimpin wali-Nya, manusia yang agung dan berilmu. Dan Allah
telah melimpahkan anugerahnya berupa kesabaran, ketaatan, dan kepatuhannya. Bahkan
sepanjang siang dan malam Allah telah memberi rahmatNya kepada beliau ini.
0 Comments