Futuhul Ghaib Risalah Kesembilan : Kasyaf dan Musyaahadah

Risalah Ke-9
Kasyaf dan Musyaahadah
(Terbuka dan Menyaksikannya Rahasia)

Referensi pihak ketiga

Dalam wasiatnya yang kesembilan ini, syaikh Abdul Qadir Al-Jailani berpesan:
Sesungguhnya kehendak Allah itu bisa dilihat oleh mata batin dan pengalaman ruhani para wali (kekasih Allah) dan badal, dan tak pernah terjangkau oleh nalar (akal sehat) serta kasad mata. Perwujudan kehendak Allah yang dapat dirasakan dan dilihat oleh mata batin – para wali (kekasih Allah) dan para sufi – berupa jalal (keagungan), jamal (keindahan).

Keagungan atau Jalal ini menimbulkan kegelisahan, pemahaman yang menggundakan, yang menguasai hati sehingga bergetar dan berpengaruh pula pada jasmaniahnya. Hal ini sebagaimana diriwayatkan bahwa ketika Rasulullah SAW sedang melaksanakan shalat maka di dalam hatinya terdengar gemuruh, bagaikan air yang mendidih. Getaran itu disebabkan karena mata batinnya dan pengalaman ruhaniahnya melihat kekuasaan dan kebesaran Allah. Hal yang serupa dialami pula oleh Nabi Ibrahim as dan Umar Bin Khatthab.

Adapun perwujudan jamal (keindahan) Ilahiah dapat dirasakan oleh hati yang telah mendapatkan nur. Refleksinya tampak pada gerakan jasmani misalnya senantiasa berkata manis, anggun dalam berpenampilan, ucapan dan sikapnya terhadap sesama penuh dengan kasih sayang, gembira dan ikhlas menerima karunia-Nya, mendapatkan kedudukan/tempat yang tertinggi dan mengalami (merasakan) keakraban dengan-Nya. Semua itu tersimpul atau berpusat pada ikhlas dalam menerima takdir Allah yang telah ditetapkan-Nya jauh dimasa lampau. Hal tersebut adalah rahmat dan karunia dan pengukuhan atas mereka di dunia, sampai pada kurun  waktu tertentu.

Post a Comment

0 Comments