Hadits Arbain An-Nawawiyah Kedua puluh
Malu sebagian dari Iman
عَنْ أَبِي مَسْعُوْدٍ عُقْبَةَ بِنْ عَمْرٍو الأَنْصَارِي الْبَدْرِي رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلاَمِ النُّبُوَّةِ الأُوْلَى، إِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ
[رواه البخاري]
Kosa kata :
أَدْرَكَ : Diketahui, didapatkan النُّبُوَّةِ : Kenabian
لَمْ : Huruf nafi, artinya: tidak (تستحي)تَسْتَحِ
: (engkau) malu
ــاصْنَعْ (فَــ) : (maka) perbuatlah (ــتَ)شِئْـ :
(yang engkau) sukai
Terjemah hadits:
Dari Abu Mas’ud Uqbah bin Amr Al Anshary Al Badry
radhiallahuanhu dia berkata, Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda:
Sesungguhnya ungkapan yang telah dikenal orang-orang dari ucapan nabi-nabi
terdahulu adalah: Jika engkau tidak malu perbuatlah apa yang engkau suka.
(Riwayat Bukhari).
Kandungan Hadist :
- Malu merupakan tema yang telah disepakati oleh para nabi dan tidak terhapus ajarannya.
- Jika seseorang telah meninggalkan rasa malu, maka jangan harap lagi (kebaikan) darinya sedikitpun.
- Malu merupakan landasan akhlak mulia dan selalu bermuara kepada kebaikan. Siapa yang banyak malunya lebih banyak kebaikannya, dan siapa yang sedikit rasa malunya semakin sedikit kebaikannya.
- Rasa malu merupakan prilaku dan dapat dibentuk. Maka setiap orang yang memiliki tanggung jawab hendaknya memperhatikan bimbingan terhadap mereka yang menjadi tanggung jawabnya.
- Tidak ada rasa malu dalam mengajarkan hukum-hukum agama serta menuntut ilmu dan kebenaran. Allah ta’ala berfirman: “ Dan Allah tidak malu dari kebenaran “ (33 : 53).
- Di antara manfaat rasa malu adalah ‘Iffah (menjaga diri dari perbuatan tercela) dan Wafa’ (menepati janji).
- Rasa malu merupakan cabang iman yang wajib diwujudkan.
0 Comments