Futuhul Ghaib Risalah Keenampuluh Dua: Yang Dicintai dan Yang Menyintai

Risalah Ke-62
Yang Dicintai dan Yang Menyintai


Referensi pihak ketiga 

Dalam risalahnya yang keenampuluh dua ini, beliau Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani berkata:
Sesungguhnya banyak keanehan g sering engkau lakukan dan mungkin tidak engkau sadari. Misalnya engkau berkata dan menganggap aneh mengapa si Fulan dekat kepada Allah, si Fulan mendapat anugerahNya, si Fulan menjadi kaya, si Fulan lainnya menjadi miskin, si Fulan lainnya lagi menjadi sehat, ada yang sakit, ada yang terpuji, ada yang terhina, ada yang tercela, ada yang dapat dipercaya, ada yang munafik?
Apakah engkau tidak menyadari dan tidak mengetahui kalau Allah itu Esa, yang menyintai ke-Esaan dan menyintai hamba yang hanya sepenuhnya menyintai Dia? Bila Allah mendekatkanmu kepadaNya melalui selain Dia, maka cintamu kepada Allah itu menjadi tidak benar dan hanya akan sia-sia saja. Sebagai akibatnya, cintamu kepada Allah akan menjadi rusak. Maka Allah menahan orang lain untuk tidak membantumu, mengunci lidah mereka agar tidak memujimu, dan mengekang kaki mereka agar tidak menjengukmu. Nabib bersabda:
“Hati menyintai yang berbuat kebaikan, dan benci kepada yang berbuat keburukan.”
Itulah sebabnya maka Allah menahan orang lain yang hendak berbuat baik kepadamu, sampai engkau benar-benar menyadari ke-EsaanNya, sampai benar-benar engkau menyintai Dia, sampai engkau benar-benar menjadi milikNya, sehingga akhirnya engkau hanya melihat bahwa kebaikan itu hanya ada pada Allah saja.
Melimpahkan karunia dan pujian untukmu, sampai dirimu menjadi orang mulia di dunia dan akhirat.
Dalam menjalani hidup ini, hendaknya engkau jangan sekali-kali melakukan perbuatan tercela. Lihatlah yang melihatmu, perhatikanlah yang memperhatikanmu. Cintailah yang menyintaimu, ulurkan tanganmu kepada yang menolongmu dari kejatuhan, yang mengeluarkanmu dari kebodohan, yang menyelamatkanmu dari kebinasaan, yang menyucikanmu dari noda dan dosa, yang akan melepaskanmu dari kebusukan diri manusiawimu.
Berapa lama engkau merasa jijik, muak terhadap hewanimu, berapa lama engkau merasa muak terhadap ciptaan (makhluk), jijik terhadap ketidakpatuhan, jijik terhadap dunia, jijik kehidupan terhadap kehidupan setelah mati, dan muak terhadap segala sesuatu (kecuali tidak kepada Allah). Mengapa engkau demikian jauh dari sang pencipta segalanya?

Post a Comment

0 Comments