Risalah Ke-40
Perumpamaan Untuk Dijadikan Bahan Renungan
Dalam risalahnya yang keempatpuluh ini, beliau Syaikh
Abdul Qadir Al-Jailani berkata:
Jangan sekali-kali engkau berharap menjadi orang shalih
jika engkau belum mampu mengalihkan nafsu dan sifat manusia sendiri. Jangan
berharap menjadi orang yang benar-benar shalih jika engkau tak mampu melepaskan
diri dari organ tubuhmu, dan terlepas dari semua hubungan dengan keberadaanmu,
dengan gerak-gerikmu dan kediamanmu, dengan pendengaran dan penglihatanmu
dengan diammu, dengan pembicaraanmu, dengan upaya dan tindakanmu. Pokoknya
dengan segala sifat manusiawimu. Jika engkau mampu melepaskan jiwamu dari sifat
kebinatangan dan manusiawimu, maka jiwa menjadi suci, bersahaja, maka engkau
akan dalam suatu inti rahasia.lalu engkau menganggap segala sesuatu itu menjadi
penghalangmu, menjadi musuhmu dan perintang dalam perjalanan mendekatkan diri
kepada Allah. Sebagaimana kata Nabi Ibrahim dalam al-Qur’an:
“Sesungguhnya mereka adalah musuh-musuhku, kecuali Tuhan semesta alam.”
Ibrahim berkata demikian itu ditujukan kepada
berhala-berhala yang dianggap sebagai musuhnya. Oleh sebab itu hendaknya engkau
menganggap sosok dirimu (yang mempunyai sifat manusiawi dan kebinatangan) itu
sebagai musuhmu, sebagai berhala dan menghalangimu demi tujuan untuk
mendekatkan diri kepada Allah. Demikian pula kepada makhluk lainnya, kepada
benda dan semua yang kau jumpai di dunia ini; anggaplah sebagai penghalang
perjalanan taatmu. Jangan mengikuti mereka (nafsu, manusia dan bendawi) dan
jangan pula mematuhinya. Dengan berusaha membiasakan perilaku yang demikian
itu, maka engkau akan mendapatkan karunia dari Allah berupa hikmah, makrifat,
daya cipta, dan keajaiban, sebagaimana yang dimiliki orang-orang yang yang
beriman di surga.
Keadaan dan kenyataan dirimu yang memiliki jiwa bersih,
bagaikan suasana dimana engkau dibangkitkan dari mati di akhirat. Engkau
menjadi perwujudan kuasa Allah. Kau mendengar melalui Allah, melihat,
berbicara, diam, berjalan,mengerti, senang dan damai melalui Allah. Kalau sudah
begini, pastilah telingamu tak akan bisa mendengarkan apa pun yang ada didunia
kecuali terhadap bisikan ilham. Engkau akan mengetahui tentang rahasia syariat
yang sejalan dengan kewajiban dan larangan.
Jika sesuatu kesalahan itu kau lakukan, maka engkau harus
sadar bahwa engkau dalam ujiannya, engkau sedang dicobai dan diuji. Atau
mungkin engkau digoda dan dipermainkan setan. Oleh sebab itu, hendaknya engkau
kembali pada syariat dan hendaknya engkau memegang teguh syariat tersebut. Dan
jagalah dirimu agar selalu bersih dari nafsu dan keinginan yang hina, sebab
segala sesuatu yang tak terdapat dalam aturan syariat berarti suatu kekafiran.
0 Comments