Futuhul Ghaib Risalah Kelimabelas : Takut Dan Harapan

Risalah Ke-15
Takut dan Harapan

Referensi pihak ketiga

Pada wasiatnya yang kelimabelas, Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani berkisah:
Aku melihat dalammimpi, seolah-olah aku berada di suatu tempat seperti masjid. Di dalamnya terdapat beberapa orang, dan memisahkan diri dengan orang-orang lainnya. Lalu mereka – orang yang mengasingkan diri dengan lainnya – berkata kepadaku.
“Andaikata si Fulan hadir di sini, tentu ia bisa membuat orang-orang itu disiplin, dan akan memberi petunjuk mereka dengan benar, dan seterusnya...”
Kemudian di antara kerumunan orang banyak, terbayang olehku seorang shalih. Salah seorang dari mereka bertanya karena aku diam saja.
“Mengapa engkau diam saja?”
Jika kalian berkenan aku mau bicara,” kataku. Kemudian aku melanjutkan pembicaraan, “Bila engkau menjauh dari orang-orang demi mendapatkan kebenaran, maka janganlah sekali-kali kau meminta sesuatu apa pun dengan lidah kepada manusia. Bila kau berhenti meminta dengan cara demikian, maka jangan meminta sesuatu apa pun kepada mereka walaupun berharap dalam hati saja. Sebab meminta di dalam hati sama saja meminta dengan lidah. Dan hendaknya engkau ketahui, bahwa setiap detik Allah kuasa mengubah, mengganti, meninggikan dan merendahkan orang-orang. Allah menaikkan derajad beberapa orang. Lalu orang yang sebelumnya mendapat derajad tinggi diancamNya  bahwa Dia masih kuasa menjatuhkan derajad mereka ke tempat yang paling rendah. Sedangkan bagi mereka yang telah dijatuhkan ke derajad yang rendah, diberiNya suatu harapan bahwa suatu ketika Dia akan menaikkan derajadnya kembali ke maqam yang lebih tinggi,” demikian kataku. Lalu aku terbangun dari tidurku.

Post a Comment

0 Comments