Risalah Ke-20
Membuang Keraguan
Referensi pihak ketiga
Dalam wasiatnya yang keduapuluh
ini, Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani berkata:
Sesungguhnya Nabi Muhammad
SAW bersabda: “Campakkanlah segala sesuatu yang menimbulkan keraguan
dihatimu, tentang yang halal dan yang haram, dan ambillah segala yang tak
menimbulkan keraguan pada dirimu.”
Apabila sesuatu yang
meragukan itu bercampur aduk dengan sesuatu yang
tidak meragukan, sebaiknya engkau ambil jalan untuk memilih sesuatu yang tidak
meragukan. Kemudian yang menimbulkan keraguan dibenakmu hendaknya engkau
tinggalkan dan engkau campakkan. Sabda Nabi, bahwa dosa menciptakan kekacauan
(kekalutan) di dalam hati. Jika dalam keadaan keraguan hendaknya engkau jangan
cepat bertindak. Tungguhlah, tunggu saatnya batinmu akan mendorong untuk
memilih dan berbuat. Tentu saja batin yang suci dan lepas dari noda-noda. Batin
yang telah menyatu dengan ruh dan kehendak Allah.
Seandainya engkau
kehabisan kesabaran dan kepasrahan (untuk berserah diri), maka sadarlah bahwa
Allah tak butuh untuk kau ingat; Dia tak pernah melupakanmu dan hambanya yang lain. Ia Maha Kuasa dan Agung, Maha
Pemurah memberi rezeki dengan tak pandang bulu, baik kepada si kafir maupun
kepada si mukmin. Maka tak mungkin Allah melupakanmu. Maka janganlah engkau
merasa lelah untuk berserah diri kepadaNya.
Sesungguhnya sabda Nabi yang
isinya engkau dsuruh meninggalkan keraguan-raguan dan mengambil yang tak menimbulkan
mempunyai makna, bahwa hal itu mengandung suatu perintah. Perintah yang
dimaksudkan ialah hendaknya engkau jangan menghiraukan segala sesuatu yang ada
dalam tangan kekuasaan manusia. Tujuannya agar engkau jangan sekali-kali
mengharap sesuatu kepada manusia atau takut kepada mereka. Sesungguhnya pengharapan
dan rasa takut kepada manusia adalah sesuatu yang menimbulkan keraguan. Sebaliknya
takut dan harap kepada Allah tak akan menimbulkan keraguan (sedikit pun). Inilah
yang dimaksud dari hadits tersebut.
Oleh sebab itu,
sesungguhnya hanya ada satu yang kepadanya kita meminta. Hanya ada satu
pemberi dan satu tujuan, yaitu Tuhanmu Yang Maha Agung. Di tanganNya hati
manusia. Hati adalah pengendali jasmani. Dengan demikian maka jasmani dan harta
manusia pada hakikatnya adalah milik Allah. Bila manusia menggerakkan tangannya
untuk bermurah kepadamu, sesungguhnya keadaan yang demikian itu tak lain berkat
kehendak yang digerakkan oleh Allah. Semua itu atas ijin Allah. Allah berfirman:
“Mintalah kepada Allah atas karuniaNya. Sesungguhnya yang kau abdi selain Allah, tak akan memberimu sesuatu apapun karena itu, mintalah karunia kepada Allah dan abdilah Dia dan bersyukurlah kepadaNya. Bila hamba-hambaKu bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku ini sangat dekat; Aku menerima doa dari yang berdosa bila ia berdoa kepadaKu. Serulah Aku, maka Aku akan menyahutnya. Sesungguhnya Allah adalah pemberi karunia, Tuhan sang pemilik kekuatan. Sesungguhnya Allah memberikan karunia kepada yang dikehendakiNya tanpa batas.”
0 Comments