Risalah Ke-23
Ridha Terhadap Keputusan Allah SWT
Referensi pihak ketiga
Dalam wasiatnya yang
keduapuluh tiga, beliau Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani berkata:
Hendaknya engkau berpegang
teguh atas sedikit yang kamu miliki. Hendaknya engkau ikhlas dalam menerimanya.
Bersabarlah sampai ketentuan nasibmu berada atau mencapai puncaknya. Pada
puncaknya engkau akan diantarkan pada keadaan dan kedudukan yang lebih baik
(lebih tinggi). Engkau akan ditempatkan di dalamnya, dan bangkit dari kekerasan
kehidupan duniawi, akhirat, dan kesesatan. Engkau akan berada di suatu
kedudukan yang dapat menyejukkan pandanganmu.
Sadarilah bahwa bagianmu
tak akan tak akan pernah lepas darimu (jika kamu mau berikhtiar). Sedang yang
bukan bagianmu, meskipun engkau bersusah paya untuk merebutnya (mencapainya),
selamanya tidak mungkin dapat kau miliki. Sebab itu, bersabarlah dan hendaknya engkau
ikhlas menerima keadaanmu. Jangan mengambil dan memberikan sesuatu apa pun sebelum
mendapat perintah. Jangan bergerak sebelum diperintah, jangan pula diam
semaumu. Jika kau berbuat semaumu sendiri berarti menuruti hawa nafsu
manusiawimu atau nafsu hewanimu. Jika begini tentu kau diuji dengan kenyataan
yang lebih buruk daripada keadaan yang sedang kau rasakan.
Sekarang. Mengapa demikian?
Sebab dengan kekeliruan yang kamu lakukan itu secara tak kau sadari bahwa
dirimu telah berbuat aniaya. Aniaya terhadap diri sendiri, dan sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui hambanya yang berbuat aniaya. Allah berfirman:
“Dan demikianlah, kami jadikan sebagian orang-orang yang aniaya (dzalim) menjadi pemimpin bagi yang lain (sebagai teman bagi yang lain) dikarenakan usaha mereka sendiri. (QS. Al-An’am: 129)
Sebab engkau berada di
rumah Sang Raja, yang perintahNya berdaulat, yang tentaranya amat
banyak, yang Maha Kuat, yang aturanNya adil, yang kerajaanNya abadi, yang
kedaulatanNya menyeluruh, pengetahuanNya tinggi, kebijakanNya dalam, Maha Adil,
dan yang dariNya tak sedikitpun tersembunyi, baik di bumi maupun di langit. Dan
tak kedzaliman para aniaya pun tersembunyi. Allah berfirman:
“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni, jika Dia dipersekutukan dengan sesuatu yang lain, dan Dia akan mengampuni (dosa) selain syirik bagi siapa saja yang dikehendakiNya. (QS. An-Nisa: 48)
Hendaknya engkau berupaya
sekuat hatimu, sekuat ruhmu untuk tidak menyekutukan Allah. Jangan sekali-kali
mendekati dosa syirik ini dan jauhilah ia dalam setiap gerak maupun diammu,
siang atau malam, sendirian atau bersama orang lain.
Waspadalah terhadap segala
bentuk dosa dalam anasir jasadmu dan dalam batinmu. Hindari dosa yang tampak
maupun yang tersembunyi. Jangan berusaha menjauhi Allah, sebab Ia akan
mencengkrammu. Jangan bersitegang karenatakdirNya, sebab Ia dengan mudah
melumatkanmu. Jangan sekali-kali menyalahkan aturanNya agar engkau tidak
dipandang hina. Jangan pula melupakanNya, agar engkau tidak dilupakan-Nya, dan
agar kau tidak mendapat kesulitan. Jangan coba-coba mereka-reka di dalam
rumah-Nya, agar engkau tidak binasa. Jangan menggunakan hawa nafsu dalam
membicarakan agamaNya agar engkau tidak celaka, agar hatimu tidak buta, agar
imanmu dan pengetahuanmu tidak dicabutNya, agar engkau terlepas dari kekejian,
agar engkau tidak dikuasai nafsu hewanimu, nafsu manusiawimu, keluargamu,
temanmu, tetanggamu, ciptaanNya termasuk kalajengking, ular, serta jin rumahmu.
Jika engkau dikuasai oleh mereka ini maka hidupmu akan menjadi gelap di dunia ini
dan kau akan disiksa di akhirat nanti secara berkepanjangan.
0 Comments