Futuhul Ghaib Risalah Kedelapan : Mendekatkan Diri Kepada Allah SWT


Risalah Ke-8
Mendekatkan Diri Kepada Allah SWT Dengan Qana’ah

Referensi pihak ketiga

Jika engkau berada pada kondisi tertentu, maka janganlah mengharapkan kondisi lain – baik yang lebih tinggi maupun yang lebih rendah. Msalnya engkau berada di pintu gerbang istana raja, maka jangan mempunyai keinginan untuk masuk kedalam istana, kecuali jika terpaksa. Yang dimaksud dengan terpaksa ialah jika engkau diperintah secara terus menerus. Namun jangan sekali-kali menganggap perintah itu suatu ijin masuk, siapa tahu perintah itu hanya akan menjebakmu saja. Bersabarlah, sampai kau benar-benar dipaksa oleh raja memasuki istananya. Jika raja memaksamu masuk maka takmungkin engkau dihukumnya karena dia sendiri yang menghendakinya. Tapi bila ia menghukummu, maka hal itu bukan karena kesalahanmu, tetapi karena kekurang ajaran dan kesewenangan raja itu sendiri.
Demikian juga terhadap Allah, jangan engkau mengharapkan sesuatu yang berlebihan. Terimalah kenyataan yang kau hadapi. Jika engkau berada dalam suatu kenyataan maka terimalah dengan ketenangan dan ikhlas, serta tetap melaksanakan amal taat yang diperintahkanNya. Allah telah berfirman kepada rasul pilihanNya:
“Dan janganlah engkau layangkan kedua matamu kepada (perhiasan) yang Kami berikan kepada bermacam-macam orang di antara mereka, sebagai bunga hidup di dunia, supaya mereka Kami cobai dengan demikian itu. Dan rezeki Tuhanmu (dalam surga) lebih baik dan lebih kekal.” (QS. Thaha : 131)
Demikian firmanNya ‘Dan rezeki Tuhanmu lebih baik dan lebih kekal’, dimaksudkan Allah memperingatkan Nabi Muhammad SAW agar menghargai kenyataan yang ada, dan mensyukuri karunia-karuniaNya. Dengan kata lain perintah itu adalah sebagai berikut: Segala yang telah Kukaruniakan kepadamu (kebaikan, kenabian, ilmu, keridhahan, kesabaran, kerajaan agama dan jihad di jalanKu), itu lebih baik dan lebih berharga dibandingkan dengan semua yang Kuberikan kepada manusia pada umumnya.
Jadi bila sesuatu itu telah ditentukan oleh Allah atas dirimu, pasti sesuatu itu akan datang kepadamu, meskipun engkau tak suka ataupun suka. Oleh sebab itu tak sepantasnya sifat rakus dan tamak terwujud pada dirimu. Hal itu harus dapat ditolak oleh akal. Dan juga harus dapat ditolak oleh ilmu.
Apabila sesuatu keadaan dan kenyataan itu ditakdirkan kepada orang lain, maka tak perlu dirimu bersusah payah untuk bisa meraihnya. Mengapa sesuatu yang baik yang diberikan kepada orang lain, kemudian engkau berkeinginan pula memilikinya. Sedangkan jika cobaan ditimpakan kepada orang lain, engkau tak berkeinginan untuk memilikinya? Terbuktilah, bahwa semua kebaikan dan keselamatan itu bergantung pada bagaimana kita menghargai keadaan tersebut. Oleh karenanya seandainya engkau dinaikkan ke tingkat atas dalam istana dan dekat dengan raja, maka janganlah bangga, janganlah terlalu memuji dirimu. Namun bersikaplah tenang dan berhati-hati. Sebab dekat dengan raja, tak menutup kemungkinan pula dekat dengan bahaya yang mengancam.
Sekali lagi, janganlah engkau menginginkan perubahan yang ada pada dirimu. Jika engkau berkeinginan yang berlebihan dan berusaha memilih yang terbaik, maka berarti hal yang demikian mendorong dirimu untuk tidak bersyukur. Lenyaplah rasa syukur dalam hatimu atas rahmat-rahmat yang ada. Dan ketahuilah keinginan yang berlebihan itu menyebabkan seseorang atau dirimu akan menjadi hina saja. Terhina di dunia terlebih di akhirat.

Post a Comment

0 Comments